Menurut berbagai media dari Vatikan, Paus Fransiskus telah mengeluarkan pesan Prapaskah 2105 yang isinya menyoroti godaan ketidakpedulian terhadap orang-orang yang menderita. Laporan dari berbagai media itu berdasarkan konferensi pers yang dilakukan di Kantor Pers Tahta Suci, 27 Januari 2015
Salah satu pembicara dalam konferensi pers itu adalah Sekretaris Dewan Kepausan “Cor Unum” Mgr Giampietro Dal Toso. Menurut prelatus Italia itu, dalam pesan itu Paus menegaskan masa Prapaskah sebagai “saat rahmat” yang memanggil semua umat Katolik untuk merefleksikan kasih Tuhan yang tidak pernah bersikap acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi pada kita.
Sebaliknya, menurut Bapa Suci, banyak kali orang-orang yang didera masalah dan ketidakadilan justru sering dilupakan, “sesuatu yang tidak pernah Allah Bapa lakukan.”
Keadaan yang berupa ketidakpedulian atau sifat mementingkan diri sendiri, tegas Paus, sudah mendunia bahkan sudah bisa dikatakan sebagai globalisasi ketidakpedulian. “Inilah masalah yang harus kita, sebagai orang Kristen, hadapi,” tulis Paus.
Maka di masa Prapaskah ini diharapkan umat Katolik merenungkan godaan nyata yang mereka alami berupa ketidakpedulian terhadap sesama dan kepada Allah. Paus lalu memberikan tiga refleksi, berdasarkan teks-teks Kitab Suci, yang menghimbau terjadinya pembaharuan di dalam Gereja, paroki-paroki dan komunitas-komunitas. Refleksi-refleksi itu juga meminta umat Katolik memberantas ketidakpedulian di dalam dunia saat ini.
Dalam konferensi pers itu, Mgr Dal Toso menjelaskan, fokus pesan Prapaskah tentang ketidakpedulian itu merupakan “konsep penting untuk menjelaskan fenomena berbeda dalam dunia modern.”
Setelah merefleksikan panggilan Paus untuk pembaharuan, Mgr Del Toso menyoroti masa Prapaskah sebagai saat bertobat dari ketidakpedulian yang mengglobal. “Masa Prapaskah selalu merupakan saat pertobatan, perubahan dan pembaharuan,” kata prelatus itu.
Masa Prapaskah, lanjut prelatus itu, adalah saat untuk memberantas globalisasi ketidakpedulian dan masuk ke dalam fase baru di mana manusia mengakui perbedaan di antara pribadi-pribadi manusia, gaya hidup manusia, dan perbedaan antara manusia dengan Allah.” (pcp berdasarkan Zenit.org)
Mgr Giampietro Dal Toso.