Paus Fransiskus menyerukan persatuan umat Kristen seraya menunjukkan bahwa perpecahan di antara umat Kristen dari denominasi-denominasi berbeda menyakitkan bagi Gereja dan bagi Kristus. “Banyak dari kita, bahkan dalam Gereja Katolik, terlibat dalam perpecahan yang sering menjadi penyebab konflik, penderitaan dan bahkan peperangan di sepanjang perjalanan sejarah ini,” kata Paus Fransiskus.
Berbicara kepada orang banyak yang menghadiri Audiensi Umum di Lapangan Santo Petrus tanggal 8 Oktober 2014, seperti dilaporkan dua hari kemudian oleh Radio Vatikan, Paus mengajak mereka untuk tidak lupa bahwa ada banyak orang dengan keyakinan berbeda yang sama-sama beriman akan Kristus.
Paus pun mengajak mereka untuk bertanya dalam diri sendiri. “Apakah kita terlibat, atau bahkan acuh tak acuh terhadap perpecahan ini? Ataukah kita sungguh yakin bahwa kita bisa dan harus berjalan bersama menuju rekonsiliasi dan persekutuan penuh?”
Perpecahan-perpecahan yang terjadi di kalangan umat Kristen, lanjut Paus, “melukai Gereja dan melukai Kristus. Gereja adalah tubuh dan Kristus adalah kepala.”
Paus menunjukkan bahwa perpecahan-perpecahan di kalangan pengikut Kristus jelas-jelas bertentangan dengan kehendak Yesus, seperti terungkap dalam doa-Nya kepada Bapa, supaya mereka semua menjadi satu, supaya dunia percaya (bdk. Yoh 17:21).
Paus juga mengatakan bahwa keinginan besar Kristus agar murid-murid-Nya tetap bersatu dalam kasih-Nya sudah diketahui bersama. “Maka, kita tidak boleh terlibat pada perpecahan-perpecahan ini.” Saat mengasihi Tuhan dan berbagi kekayaan cinta-Nya, lanjut Paus, “yang menyatukan akan lebih terlihat daripada yang memisahkan kita.”
Dengan tinggal dalam kebenaran, dan melaksanakan pengampunan dan kasih, tegas Paus, “kita akan menjadi semakin sesuai dengan kehendak Kristus, berdamai satu sama lain, dan membiarkan persatuan penuh yang Dia kehendaki untuk semua murid-murid-Nya semakin terjadi.”
Paus mengajak semua orang umat Kristen untuk saling membantu, berjalan bersama, berdoa bersama dan melakukan karya amal. “Dengan begitu, kita akan mencapai persekutuan. Itu disebut ekumenisme rohani: berjalan bersama di sepanjang jalan kehidupan dalam iman akan Tuhan Yesus Kristus.”
Mengomentari kenyataan bahwa ia tidak bisa berhenti berbagi kenangan dan perasaan pribadi, Paus Fransiskus mengatakan: “Kami berbicara tentang persekutuan … persekutuan di antara kita. Dan hari ini saya sangat berterima kasih kepada Tuhan karena hari ini adalah 70 tahun sejak Komuni Pertama saya sendiri. Dan menerima Komuni Pertama berarti masuk ke dalam persekutuan dengan orang lain,” dengan semua orang yang menjadi anggota komunitas berbeda tetapi percaya akan Yesus Kristus.
Paus mengakhiri seruannya dengan bersyukur kepada Tuhan atas Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Komuni dan mendesak semua orang Kristen untuk terus mengupayakan Persatuan Kristen sepenuhnya. “Kalau tujuan itu tampak terlalu jauh dan kita kemudian berkecil hati, kita bisa menemukan kenyamanan dalam kenyataan bahwa Allah akan selalu mendengarkan doa Anak-Nya supaya semua orang Kristen menjadi satu.”(pcp)
Menyatukan dalam satu tubuh Kristus sendiri adalah kekuatan Iman dan Jiwa akan Kritus jalani untuk kita semua.