Home KEGEREJAAN Setan itu ada, tapi tak usah takut, iman kepada Tuhan lebih hebat

Setan itu ada, tapi tak usah takut, iman kepada Tuhan lebih hebat

1

peluncuran buku4

“Setan eksis tetapi iman kita kepada Tuhan lebih hebat. Jangan takut karena Kristuslah harapan kita!” kata Pastor Nilo Lardizabal OP saat peluncuran perdana dan diskusi buku berjudul “Demonologi & Eksorsirme (Tinjauan Teologi Gereja Katolik)” karya Pastor Johanes Robini Marianto OP di Balai Paroki Redemptor Mundi Surabaya tanggal 20 Juli 2014.

Dalam peluncuran buku yang dilaksanakan oleh Yayasan Martin de Porres dan Paroki Redemptor Mundi itu, Pastor Nilo mengatakan bahwa setan betul ada. “Gereja Katolik Roma mengatakan dengan tegas tentang eksistensi setan dalam dogma iman dan Kitab Suci. Dalam Konsili Lateran IV, Gereja mengatakan setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang diciptakan baik oleh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan mereka sendiri.”

Juga dikatakan bahwa setan jatuh dalam dosa sebagai hasil keputusan bebas mereka yang menolak Allah dan Kerajaan-Nya secara radikal dan tetap. “Syukur kepada Allah, mereka hanya ciptaan belaka. Walaupun setan dapat membawa kerugian fisik bagi manusia dan masyarakat, tetapi kita tahu dan percaya, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,” kata imam asal Filipina itu mengutip Roma 8:28.

Pastor Robini menjelaskan, salah satu tujuan penulisan buku itu adalah membantu para pelayan Gereja, awam maupun imam, di bidang itu. Imam itu mengakui, kadangkala situasi rasionalisme atau mengagungkan akal budi dan mentalitas ilmiah yang berlebihan membuat banyak pihak dalam Gereja tidak percaya pada pelayanan eksorsime, “padahal eksorsisme telah menjadi salah satu pelayanan Gereja sejak lama, bahkan dilakukan Tuhan Yesus sendiri seperti terlihat dalam Injil.”

Pastor Robini mengingatkan tentang pentingnya Sakramen Pengakuan Dosa sebagai usaha penyucian diri dan keterbukaan menerima rahmat serta hidup dalam iman untuk menghidupi iman Kristen secara serius. “Dalam sakramen inilah, kita diajak mengenali ketidakberdayaan kita sebagai makhluk berdosa dan lebih dekat mengenal Tuhan. Inilah tameng sejati dalam menghadapi si jahat yang telah dikalahkan oleh Tuhan Yesus melalui misteri Paskah-Nya,” kata imam itu.

Banyak pertanyaan diajukan saat itu. Salah satu di antaranya dari Budi yang bertanya tentang praktek penyembuhan yang popular di kalangan umat Katolik. Pastor Nilo menjawab bahwa Kitab Suci sendiri mengatakan ada sebagian orang yang memiliki karunia untuk itu. “Kita patut bersyukur atas karunia itu.”

Namun Pastor Robini minta agar tidak begitu saja menerima “penyembuh” seolah-olah mereka langsung dari Tuhan. “Setan bisa seolah-olah berbuat mukjizat. Maka umat diharapkan tidak antusias berlebihan bilamana mendengar hal-hal sensasional, termasuk isu penampakan. Adalah tugas Gereja ‘yang diberi karunia menilai karunia-karunia’ untuk menyelidiki dan mengatakan peristiwa itu asli mukjizat dan karunia atau bukan,” tegas imam itu.

Pastor Robini menambahkan, ada perbedaan antara deliverance (doa pembebasan) dan eksorsisme.  “Doa pembebasan dapat dilakukan oleh siapa saja, namun Gereja dengan keras membatasi praktek eksorsisme kepada uskup atau pastor dengan ijin khusus dari uskup,” jelas imam itu.

Acara itu juga dihadiri oleh Kepala Paroki Redemptor Mundi Pastor Andreas Kurniawan OP. Menurut imam itu, dalam menyelesaikan buku ini Pastor Robini berproses dalam 4 Pilar Dominikan.“Pastor Robini berproses dalam doa, belajar, komunitas dan kerasulan. Sejak di seminari sampai pelayanan imamatnya, doa-doa, studi dan hidup komunitasnya bisa berbuah dalam karya kerasulan yang bisa kita miliki lewat karyanya di buku ini,” kata Pastor Andre OP.

Menurut ketua panitia, Wilhelmus Welem Elim Kusuma, kegiatan itu bertujuan untuk membangkitkan pemahaman umat Katolik terkait demonologi dan eksorsisme, khususnya dari sudut pandang teologi Katolik. “Buku yang pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Indonesia secara kurang-lebih lengkap ini bisa membantu siapa saja yang mau mengetahui pelayanan Gereja yang sudah sejak awal merupakan bagian dari karya yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada Gereja-Nya,” kata Welem. (Ng)

Keterangan foto (atas): Pastor Johanes Robini Marianto OP (kiri) dan Pastor Nilo Lardizabal OP

1 komentar

  1. Exorcisme dan deliverance sangat menarik dan tidak akan pernah habis untuk dibahas, setidaknya buat saya.

    Banyak perusahaan pembuat film kaya dengan mengangkat tema pengusiran setan ini. mungkin karena dianggap lebih ‘horor” dibanding film-film horor lainnya. Tetapi harus diakui bahwa exorcisme, exorcist dan institusi yang diberi keperceyaan oleh Gereja untuk mengurusi hal ini memang ibarat peti mayat di katakombe. Gelap, serba tidak jelas, dan karenanya bisa ditafsrikan secara sembarangan sesuai kepentingan yang ingin dibawa.

    Gereja mungkin sudah saatnya mempublish hal-hal tentang exorcisme yang memang layak diketahui publik.

    Saya akan sangat senang seandainya diberi petunjuk (clue) tentang eksistensi institusi Pengusiran Setan yang selama berabad-abad telah menghasilkan ribuan penyembuh/exorcist Katolik ini. Saya menunggu e-mail semacam itu

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version