Mendengar penerbangan Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh ditembak di Ukraina dan menewaskan sekitar 300 orang, termasuk seorang suster asal Australia dan sekelompok peneliti HIV/ADF, Paus Fransiskus kembali dengan tulus hati menyerukan perdamaian.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor pers Vatikan seperti dilaporkan oleh D.C.L dari Zenit.org, dengan penuh kekhawatiran dan ketegangan tinggi Paus mempelajari berita-berita tentang bencana penerbangan MH17 di wilayah timur Ukraina.
Pernyataan itu menulis bahwa Paus berdoa bagi para korban insiden itu dan bagi orang-orang yang mereka cintai, seraya memperbaharui seruan tulusnya kepada para pihak yang bertikai untuk berdamai dan berkomitmen mencari penyelesaian lewat dialog agar kehilangan nyawa manusia tak berdosa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, pesawat penumpang MH17 ditembak jatuh 17 Juli 2014 di atas Ukraina. Hantaman rudal menewaskan 298 nyawa, sekitar 80 di antaranya anak-anak.
Pesawat itu membawa 173 warga Belanda, 44 Malaysia, 27 Australia, 12 Indonesia, sembilan diyakini berasal dari Inggris, empat Belgia dan empat Jerman, serta satu dari Selandia Baru. Menurut laporan Guardian tanggal 18 Juli 2014, kebangsaan dari 20 penumpang masih harus diidentifikasi.
Menurut Kompas.com, 19 Juli 2014, Malaysia Airlines (MAS) telah memastikan bahwa Ninik Yuliani adalah salah satu korban jatuhnya pesawat MH17. Kabar itu menghilangkan kesimpangsiuran informasi terkait keberadaan Ninik, yang namanya tidak terdaftar dalam nama 12 WNI korban MH17.
Suster Philomene Tiernan, guru di Kincoppal-Rose Bay, Sekolah Hati Kudus di Australia yang dikhususkan bagi anak-anak perempuan Katolik di Sydney bagian timur, adalah salah satu di antara korban tewas. Suster itu sedang pulang dari Joigny di Perancis setelah mengikuti sebuah retret.
“Yang pertama terpikirkan tentang dia adalah pribadi yang sangat lembut,” kata Mgr Tony Doherty, yang mengenal suster itu lebih dari 30 tahun. Komunitas sekolahnya ‘lumpuh” karena kehilangan suster itu, karena dia “sangat dicintai.”
Selain itu, para ahli yang sedang dalam perjalanan untuk menghadiri konferensi AIDS Internasional ke-20 yang akan dimulai di Melbourne tanggal 20 Juli 2014 dikonfirmasi sebagai bagian dari korban tewas dalam kecelakaan itu.
“Bagaimana jika obat AIDS berada di pesawat itu? Sungguh, kami tidak tahu,” kata peneliti HIV Kanada, Trevor Stratton, yang berada di antara delegasi yang tiba lebih awal untuk pra-konferensi warga pribumi tentang HIV dan AIDS di Sydney. “Tak ada yang bisa dilakukan selain ingin tahu apa jenis keahlian yang berada di pesawat itu.”
AS telah mengkritik tajam persenjataan pemberontak pro-Rusia di Ukraina. Mantan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan saat ini “Putin sudah terlalu jauh,” dan meminta Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Tanggal 18 Juli 2014, Presiden Obama mengatakan penerbangan itu dijatuhkan oleh rudal-rudal yang berasal dari daerah di dalam Ukraina yang dikendalikan oleh kelompok separatis dukungan Rusia. New York Times menulis, sepertinya operator rudal-rudal itu adalah kelompok separatis Ukraina atau pasukan Rusia.(pcp)