Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Jakarta (Komsos KAJ) Pastor Matius Harry Sulistyo Pr mengungkapkan bahwa KAJ telah membentuk panitia “Sahabat Positif” guna merencanakan dan memulai meluncurkan bentuk katekese baru.
Katekese itu, menurut Pastor Harry, tidak menghilangkan gaya-gaya lama yang terbukti keberhasilannya dan gaya baru berarti mengajak banyak orang Katolik melakukan pewartaan dan menggunakan kemajuan teknologi komunikasi multimedia.
“Pewartaan demikian menantang setiap umat Katolik untuk menguasai teknologi dan mengemasnya secara kreatif dan mudah diterima agar masuk dalam setiap kehidupan zaman modern,” demikian Pastor Harry di depan 200 undangan ‘Gathering Sahabat Positif’, termasuk pegiat media paroki yang berasal dari 63 paroki se-KAJ, di sebuah hotel di Jakarta tanggal 21 Juni 2014.
Alasan mendasar untuk katekese gaya baru itu, lanjut Pastor Harry dalam acara bertema “Menghormati Kehidupan dan Penghargaan terhadap Martabat Manusia”, adalah untuk menjawab begitu banyak kasus akhir-akhir ini dalam bentuk diskriminasi, kekerasan menyentak rasa kemanusiaan, terlebih diskriminasi dan intensitas kekerasan pada anak dan perempuan yang melampaui batas kemanusiaan.
Dikatakan, Komnas Perempuan mencatat bahwa tahun 2012 telah terjadi 4.336 kasus kekerasan seks, pelecehan, penganiayaan, dan pembunuhan antara sesama manusia yang merebak di seluruh wilayah, “dan ini baru yang terungkap dalam media.”
Mencermati peristiwa dan kondisi demikian, Komsos KAJ, sebagai perpanjangan tangan dari Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignasius Suharyo Pr, yang sangat prihatin juga dengan kondisi itu, maka melalui Sahabat Positif melaksanakan kegiatan yang menekankan bahwa tidak ada yang lebih berharga selain penghormatan terhadap manusia.
Ketua Sahabat Positif Pastor Steve Winarto Pr menjelaskan tiga kegiatan yang bisa menggerakkan umat Katolik yakni menerbitkan Art Novel “Positif! Nada Untuk Asa” yang ditulis oleh Ita Sembiring, mementaskan drama musikal multimedia tanggal 20-21 September 2014 oleh kelompok seni teater Teaterri, dan membuat serta menayangkan film layar lebar “Positif! Nada Untuk Asa” oleh Magma Entertainment di Februari tahun 2015.
Para anggota Teaterri adalah pemain drama musikal “Selubung Perempuan” yang melakukan pementasan setahun lalu di Bentara Budaya Jakarta dengan menghadirkan sejumlah artis Katolik seperti Dona Arsinta dan Lisa A Ariyanto.
Hasil finansial dari tiga kegiatan itu, lanjut imam itu, akan dimanfaatkan untuk pengembangan Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta yang telah berusia 95 tahun, rumah sakit tertua ketiga di Jakarta setelah Rumah Sakit Cikini dan RSCM Jakarta. “Gerakan ini juga bertujuan untuk mengajak seluruh anggota Gereja Katolik untuk memberikan perhatian dan ikut mengembangkan RS Katolik tertua di Indonesia itu,” kata imam itu.
Dijelaskan bahwa seluruh pastor paroki di Jakarta telah diimbau untuk mendukung. Para pastor diminta untuk mengajak semua umatnya agar ikut menikmati karya anak muda Katolik melalui tiga kegiatan besar itu. “Dengan demikian seluruh umat telah melakukan hal yang positif, karena umat sendiri merupakan sahabat positif.” (Konradus R Mangu)