Selasa, November 5, 2024
25.9 C
Jakarta

Misionaris tak boleh gampang menyerah dan dikalahkan

Kaul CMF 2

Mengemudikan perahu panggilan dan melaksanakan tugas sebagai misionaris tidak luput dari tantangan dan goncangan. Jangan terlalu berharap bahwa semuanya akan berjalan dengan baik, karena ‘penyeberangan’ tidak dijamin aman.

Superior Delegasi Klaretian Indonesia-Timor Leste Pastor Sabu George Palackathadathil CMF berbicara saat pengikraran kaul kekal tiga frater Kongregasi Putera-Putera Hati Tak Bernoda Maria (CMF) di halaman Seminari Hati Maria Kupang, NTT, 19 Maret 2014.  Kongregasi itu juga dikenal dengan nama Klaretian, karena didirikan oleh Santo Antonius Maria Claret tahun 1849.

Pengikraran kaul kekal Frater Urbanus Sedu CMF, Frater Valentinus Genekoraya Kolin CMF, dan Frater Florianus Ahoinai CMF itu dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi bertema “Engkau telah Kutetapkan” yang dipimpin oleh Pastor Sabu George Palackathadathil CMF sebagai selebran utama didampingi puluhan imam. Banyak suster, seminaris, keluarga para kauliawan, dan undangan hadir. 

Imam asal India itu meminta para frater untuk menghadapi tantangan dan goncangan bukan melarikan dari. “Karena itu, harus berani dan bersedia membangun pribadi yang tangguh, bukan gampang menyerah dan lalu dikalahkan oleh kesulitan.”

Bertepatan dengan peringatan Pesta Santo Yoseph Suami Santa Perawan Maria, Pastor Palackathadathil berharap para kauliawan senantiasa menempatkan Santo Yoseph sebagai tokoh panutan yang terpatri dalam ketiga kaul yang diikrarkan untuk bisa ‘bertolak ke seberang’ dengan nyaman dan senang hati setelah sembilan tahun berada dalam proses formasi.

“Tuhan menampakkan diri tidak dalam mimpi semalam, tetapi selama sembilan tahun untuk bisa mengajak ketiga saudara kita ‘bertolak ke seberang’ sebagai misionaris dengan melepas segalanya, mengikuti jejak Bunda Maria dan suaminya Santo Yoseph,” kata imam itu.

Agar bisa mewujudkan ‘penyeberangan’ yang didambakan, menurut Pastor Palackathadathil, nilai-nilai yang terkandung dalam kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian, harus senantiasa dijunjung tinggi, “selain harus juga menjadi pribadi yang rendah hati dan menyerahkan diri secara utuh untuk melayani Allah dalam diri sesama yang membutuhkan.”

Superior Delegasi Klaretian Indonesia- Timor Leste itu menjelaskan bahwa di tahun 2014 Kongregasi Putra-Putra Hati Tak Bernoda Maria genap 25 tahun berkarya di Indonesia dan Timor Leste dengan jumlah anggota komunitas sebanyak 65 orang yang tersebar di delapan keuskupan. Meskipun demikian, lanjut imam itu, “jumlah yang banyak tak akan ada artinya bila tidak ada sumbangsih yang berarti bagi umat yang dilayani.” (Thomas A Sogen

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini