Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Biarkan Tuhan dimuliakan karena kepedulian Gereja pada orang miskin

Seminar Evangelii

Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang mengatakan, “…biarlah orang-orang sekitar memuji dan memuliakan nama Tuhan, karena kehadiran kita di tengah-tengah sesama yang menderita. Orang di sekitar akan melihat apa sejatinya jati diri Gereja Katolik sebagai Gereja yang penuh cinta kasih dan peduli terhadap orang miskin dan terpinggirkan.”

Mgr Turang berbicara dalam homili Misa Pembukaan Tahun Kegembiraan Injil bagi Orang Miskin Keuskupan Agung Kupang yang dirayakan di Kapela John Paul II, Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo, Kupang, 14 Januari 2014.

Kepedulian kepada orang miskin, kecil dan terpinggirkan, menurut uskup agung itu, harus menjadi sebuah gerakan yang dimulai dari dalam hati setiap orang “karena Gereja Katolik dibangun di atas landasan yang sangat kokoh yakni cinta kasih dan peduli terhadap sesama.”

Puluhan imam, ratusan biarawan-biarawati, dan ribuan umat yang datang dari berbagai paroki di daratan Pulau Timor dan Pulau Semau ikut dalam Misa itu.

Dalam menjalankan titah untuk berbuat baik dan peduli pada orang miskin, lanjut Mgr Turang, umat sepantasnya tetap berkiblat pada Yesus Kristus, Sang Guru Ilahi yang telah memberikan contoh nyata semasa hidupnya. “Yesus tidak cuma omong, tetapi ditunjukkan-Nya dalam perbuatan terhadap orang miskin, orang berdosa, orang sakit dan menderita, terbuang atau terasing.”

Mgr Petrus Turang menegaskan, salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan menggereja adalah kian mengendurnya semangat karitas, semangat pelayanan dan cinta kasih kepada orang miskin. Padahal, lanjut uskup, sejarah awal Gereja Katolik dibangun atas semangat cinta kasih, “bahkan para jemaat perdana adalah orang-orang miskin.”

Misa itu dirangkai dengan retret bersama para imam, biarawan-biarawati dari berbagai tarekat pada sore harinya di Wisma Oemathonis Camplong, 40 km arah timur Kota Kupang.

Tanggal 16 Januari 2014, digelar seminar di tempat yang sama dengan tajuk “Evangelii Gaudium.” Seminar itu wajib diikuti oleh para pastor, biarawan-biarawati, dan utusan pengurus dewan paroki serta stasi. (Thomas  A. Sogen) ***

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini