“Selamat Natal dan Tahun Baru.” Dengan penuh senyum seorang ibu beragama Islam menyalami pastor paroki dan umat Katolik yang berkumpul di sebuah pastoran pada Hari Raya Tahun Baru 2014 di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Perempuan yang menjadi orang nomor satu di Kota Kotamobagu itu adalah Walikota Kotamobagu, Tatong Bara. Dia melakukan kunjungan silaturahmi di Paroki Kristus Raja Kotamobagu tanggal 1 Januari 2014 dan diterima oleh Kepala Paroki Kristus Raja Kotamobagu Pastor Donald Fidelis Liuw Pr serta umat paroki.
Dalam kunjungan itu Tatong Bara memberikan salam kepada seluruh umat Katolik yang hadir dan mengajak mereka untuk saling silaturahmi dengan sesama, karena “silaturahmi akan semakin mempersatukan umat dari berbagai agama, khususnya di Kota Kotamobagu, dan tidak akan ada perpecahan serta kesalahpahaman antarumat beragama.”
Dalam pembicaraan dengan PEN@ Indonesia, walikota itu mengatakan bahwa “semua agama mengajarkan kebaikan dan cinta kasih terhadap sesama, maka kita umat yang beragama harus saling membantu dan bekerjasama, khususnya dalam pembangunan Kota Kotamobagu yang sebentar lagi akan menjadi Provinsi Bolang Mongondow Raya.”
Dalam pembicaraan itu, Tatong Bara juga berterima kasih kepada umat Katolik dari Paroki Kristus Raja Kotamobagu, “yang sudah membantu dan mendukung program pemerintah khususnya dalam pembangunan sarana dan prasarana beribadah serta dalam mengembangkan kedamaian di tahun 2013.”
Anastasia Pelealu, salah seorang umat yang hadir, mengatakan kepada PEN@ Indonesia bahwa dia senang menerima kunjungan walikota itu. “Walikota mau datang serta bertemu bahkan berbincang dengan umat itu sangat bagus,” kata Anastasia yang percaya bahwa peristiwa itu akan semakin mempersatukan umat Katolik dengan pemerintah.
Pastor Liuw mengatakan kepada PEN@ Indonesia bahwa tujuan kunjungan walikota itu untuk silaturahmi dengan seluruh umat paroki “seraya mengenang kembali masa di mana dia pernah bersekolah di sekolah Katolik di paroki ini.”
Pastor berharap agar di tahun yang baru pemerintahan Kota Kotamobagu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, “dan lebih mementingkan keperluan umat serta masyarakat luas yang ada di Kota Kotamobagu agar menjadi kota yang penuh dengan kedamaian.”
Kunjungan itu hanya berlangsung sekitar 30 menit, namun bagi umat Katolik pertemuan mereka dengan jajaran pemerintahan kota yang mayoritas Muslim itu “membawa dampak positif karena kaum Muslim mau membaur dan berbagi dengan umat Katolik di paroki itu.”
Bahkan Tatong Bara yang lahir tanggal 11 Juli 1967 di Matali, Kotamobagu, mengakhiri kunjungan itu dengan membuat Tanda Salib, serta berdoa Bapa Kami dan Salam Maria, yang baginya menjadi tanda bahwa “setiap umat beragama sama dan tidak ada perbedaan.”
Seusai berdoa, Sarjana Perikanan dan Kelautan dari Universitas Sam Ratulangi tahun 1991 yang memang menghafal doa-doa itu karena menurut data pernah bersekolah di SMP Katolik Theodorus Kotamobagu dan lulus tahun 1983, menghimbau seluruh umat dan masyarakat untuk “saling menjaga kedamaian dan toleransi umat beragama.”(A Michael P)***
Pastor Donald Fidelis Liuw Pr bersama Walikota Kotamobagu, Tatong Bara.