Patung Salib Kristus yang sudah ada sejak tahun 1880 dicemarkan dan dihancurkan di Vile Parle, pinggiran barat Mumbai, yang dulu dikenal dengan Bombay, ibu kota negara bagian Maharashtra, India. Seperti dilaporkan dalam catatan yang dikirim ke Fides oleh LSM Katolik Catholic Secular Forum (CSF), patung itu ditemukan terpotong-potong di pagi hari tanggal 15 Desember 2013.
Umat ​​Katolik Paroki Santo Fransiskus Xaverius, tempat patung itu bergantung, mengajukan keluhan kepada polisi. CSF mengutuk aksi perusakan dan pencemaran itu serta menguatirkan bahwa tindakan serius itu merupakan pesan tidak langsung atas nama kelompok ekstremis Hindu untuk minoritas Kristen.
Saat ini masyarakat sangat kuatir menjelang demonstrasi besar-besaran yang direncanakan dilakukan tanggal 22 Desember di Mumbai. Demonstrasi itu akan dipimpin oleh pemimpin Hindu Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata.
Peristiwa, yang diperkirakan akan diikuti oleh ribuan ekstremis militan Hindu, bisa menjadi kesempatan bagi kelompok-kelompok fundamentalis untuk melakukan kekerasan terhadap orang Kristen dan kelompok minoritas agama lainnya.
Menurut CSF, kekerasan itu dimaksudkan untuk menciptakan perpecahan dan ketidakharmonisan antarumat yang berbeda agama dalam masyarakat India. Tindak kekerasan agama dapat dengan mudah dimanipulasi pada tingkat politik, mengingat pemilihan umum yang akan berlangsung Mei 2014.***