“Inilah saat sangat menyedihkan bagi Gereja Pakistan. Situasi sangat kritis. Umat Kristen yang tewas dalam serangan di gereja Peshawar adalah martir-martir iman yang tak berdosa, karena mereka dibunuh saat berada di dalam gereja untuk berdoa. Di gereja-gereja kami dilaksanakan doa tuguran bagi mereka. Kami meminta semua umat beriman di dunia untuk berdoa bagi kami,” kata Direktur Nasional Serikat Misi Kepausan di Pakistan Pastor Waseem Walter. Menurut imam itu, suasana tegang dialami umat minoritas setelah bom bunuh diri di Gereja All Saints di Peshawar, 22 September 2013. Setelah tiga hari berkabung untuk mengenang para korban serangan, doa ekumenis tetap dilaksanakan di berbagai bagian Pakistan. Salah satunya tanggal 26 September di Gereja Santo Antonius di Lahore. Anggota dan pelaksana Komisi Keadilan dan Perdamaian (KKP) Konferensi Waligereja Pakistan ikut hadir. Dalam catatan yang dikirim ke Fides, pengacara Kristen Nasir Saeed, kepala LSM CLAAS, yang berkomitmen membela umat Kristen di Pakistan, mengatakan, “Saya kuatir serangan di Peshawar menjadi titik balik negatif penganiayaan umat Kristen di Pakistan. Sejauh ini yang digunakan untuk memukul mereka adalah dalih penghujatan, seringkali dengan tuduhan palsu. Sekarang intimidasi menjadi pembunuhan sadis dan upaya menghilangkan orang Kristen dari negara itu.” Juga dikatakan, “Asia Evangelical Alliance,” yang terdiri dari umat Kristen evangelis dari seluruh Asia, telah mengeluarkan seruan keras untuk berdoa bagi umat Kristen Pakistan. Bahkan KKP Konferensi Waligereja India, dalam pernyataan yang dikirim ke Fides, bukan saja menyerukan perlindungan bagi umat Kristen, tetapi menghimbau agar “diberikan keadilan bagi para korban dan kompensasi bagi keluarga.”***