26.9 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Mgr Suwatan harap pertemuan berkala Mudika jadi sarana beriman, bersaudara dan berbagi

BERITA LAIN

More

    Tomohon

    Setelah mengikuti berbagai perlombaan, akhirnya Mudika Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) Tomohon meraih Juara Umum dengan nilai 560, disusul oleh Juara Favorit dari Paroki Santo Paulus Lembean dengan nilai 540, dalam Pertemuan Berkala (PB) XIX Mudika Keuskupan Manado yang dilaksanakan oleh Mudika Paroki Santo Antonius Padua Tataaran.

    Misa Penutupan dipimpin oleh Uskup Manado Mgr Josef Theodorus Suwatan MSC dengan konselebran Pastor Paroki Tataaran Pastor Yoseph Ansow Pr dan Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado Pastor Joutje Pallit Pr di Gereja Katolik Santo Antonius Padua Tataaran, tanggal 11 Agustus 2013.

    Mgr Suwatan MSC juga memimpin Misa Pembukaan dengan 18 imam konselebran di Auditorium Universitas Negeri Manado (Unima)  tanggal 8 Agustus 2013. Acara pembukaan PB itu juga dihadiri Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajouw dan Wakil Bupati Ivan Sarundajang.

    Dalam homilinya, Mgr Suwatan menyinggung tema World Youth Day (WYD) di Rio de Jainero, Brasil, “Raise Up, Be Strong, and Shine.” Uskup berharap agar kaum muda Keuskupan Manado dijiwai juga dengan semangat untuk terus bangkit, kuat dan bersinar dalam iman, khusus dalam Tahun Iman 2013.

    “Iman harus diwujudnyatakan dalam perbuatan agar bisa menerangi hidup kaum muda dan orang lain. Iman harus diungkapkan dalam perbuatan,” kata Mgr Suwatan yang melihat pertemuan berkala itu sebagai sarana untuk lebih nyata dalam beriman, bersaudara dan berbagi.

    Pertemuan Berkala (PB) Mudika Keuskupan Manado dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Pertemuan pertama dilakukan di Paroki HKY Tomohon tahun 1978.

    Dalam  PB XIX, Mudika Paroki HKY Tomohon kembali meraih Juara Umum dengan menggondol Juara I Lomba Defile, Juara I untuk Lomba Tari Jajar (tarian tradisional kaum muda Katolik Sulawesi Utara), Juara I Lomba Lari Marathon Putra, dan Juara II Lomba Vocal Group.

    Paroki Lembean menggondol Juara I Baca Kitab Suci Putri, Juara I Lomba Dayung, Juara I Lomba Bola Voli Putra, Juara II Lomba Tarik Tambang Putra, Juara II Lomba Voli Putri, Juara III Lomba Defile, dan  Juara III Baca Kitab Suci Putra.

    Selain lomba-lomba itu, peserta juga mengikuti lomba cerdas cermat pendidikan agama, lari maraton putri, tarik tambang putra, tarik tambang putri, tenis meja putra, tenis meja putri, bola voli putri, futsal, mazmur, koor seri a, dan koor seri b. Sebagian besar lomba diadakan di kompleks Unima.

    Pemenang juga diperhitungkan berdasarkan jumlah Mudika paroki yang ikut dalam seminar yang dilakukan disela-sela PB itu. Seminar itu membicarakan tentang tema WYD di Brasil serta ajakan agar Mudika mengatasi konsumerisme, hedonisme, materialisme, dan pergaulan bebas, meningkatkan iman persaudaraan dan kebersamaan.

    Menurut data dari Pastor Ansow, dari 62 paroki di Keuskupan Manado, yang berada di propinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah, terdaftar 57 paroki yang turut ambil bagian dalam pertemuan itu.

    “Jumlah peserta yang tercatat saat registrasi sebanyak 5580 orang yang diikuti pengunjung kurang lebih 2000 orang. Namun, peserta membengkak saat kontingen-kontingen meminta tambahan jatah penginapan. Jumlah peserta pun bertambah, sehingga tidak heran orang-orang memperkirakan sekitar belasan ribu orang yang memadati Paroki Tataaran,” demikian catatan imam itu dalam wall-nya.

    Ada kesan, yang masih terbuka terhadap pembenaran atau pun penyangkalan, kata imam itu, PB itu meningkat secara kuantitatif “dilihat dari registrasi keikutsertaan paroki-paroki dan jumlah peserta,” dan juga secara kualitatif bila “dilihat dari beberapa mata acara dan tampilan peserta di saat berlomba, seperti lomba koor, vocal group, dan tari jajar.”

    Ada kesan pula bahwa antusiasme muda-mudi untuk mengikuti pertemuan itu begitu besar. “Pastor dan DPP serta pengurus Mudika dan panitia nampak telah berupaya mengumpulkan dan mengerahkan ‘massa Mudikanya’ sebanyak mungkin untuk ambil bagian dalam pertemuan ini. Hal ini memberi isyarat bahwa di masa datang Mudika di Keuskupan Manado mendambakan perhatian sekaligus pendampingan lebih intens dan lebih baik,” demikian Pastor Ansow.***

    RELASI BERITA

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI