“Jadi imam itu happy.” Itulah kalimat kunci yang mewarnai Pesta Perak Imamat Pastor Laurentius Heru Susanto Pr, 15 Agustus 2016. Imam yang menekuni hobi fotografi itu pun mengekspresikan kebahagiaannya dengan menggelar pameran foto hasil karyanya yang diisi dengan pekan panggilan di Wisma UNIO Malang, 6-15 Agustus 2016.
“Kalau kita berawal dari konsep, bahwa jadi imam itu happy, orang harus menonjolkan kehepian atau kebahagiaan itu keluar. Itu lewat hidupnya tentu saja,” kata imam yang kini ditugaskan sebagai direktur sebuah penerbit dan percetakan di Malang yang bernama PT Dioma.
Pastor Heru mengatakan, pameran fotografi yang dibingkai dalam pekan panggilan itu menyasar berbagai usia baik anak-anak, orang muda, maupun peminat fotografi. Selama sepekan itu, berbagai kegiatan digelar untuk mengenalkan hidup menjadi imam. Juga digelar bedah buku yang dipandu oleh Pastor Andi Wibowo Pr yang juga merayakan pesta perak imamat saat itu.
Tugas utama seorang imam adalah menjalani tugas-tugas seorang imam. Namun menurut Pastor Heru, fotografi yang menjadi hobinya bisa mengembangkan minatnya lebih baik bahkan bisa menunjukkan keindahan alam. “Jangankan keindahan alam, di Malang aja ini loh banyak tempat indah tapi tidak diketahui orang. Itu hanya mau sekadar menunjukkan keindahan,” kata imam itu.
Meskipun demikian, tugas imam masih tetap sebagai yang utama dan hobi fotografi hanya sampingan. “Saya seorang imam, tidak boleh lupa itu. Jangan sampai saya seorang imam menomorsatukan fotografi. Oh, bukan, ini hanya sampingan,” tutur imam berkepala plontos itu.
Dalam acara sepekan itu, anak-anak yang hadir di tempat pameran foto dipandu oleh para frater maupun suster. Mereka diberi kesempatan untuk melihat-lihat foto dan dikenalkan dengan imam. “Bukan hanya sekadar melihat foto,” kata imam itu.
Anak-anak juga diajak untuk melukis, misalnya melukis wajah imam yang dikenalnya. Imam kelahiran Bantul, 14 Agustus 1964, itu berharap agar anak-anak dekat dengan sosok imam dan mengenal imam-imam praja. Di samping itu, Pastor Heru juga ingin mengenalkan bahwa menjadi imam itu bukan hanya sekadar Misa, sakramen, ataupun liturgi, biarpun itu yang pokok, tetapi masih bisa melakukan hal-hal lain.
“Dengan demikian, diharapkan nanti orang bisa tertarik menjadi imam, imam praja terutama. Tertarik, mengenal, lalu masuk,” kata imam ditahbiskan 15 Agustus 1991 di Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, Ijen, Malang.
Sebagai imam yang berhobi fotografi, Pastor Heru menemukan keindahan di balik hal-hal yang selama ini dianggap sederhana. ”Di balik kesederhanaan itu indah. Jadi banyak orang yang tidak menyadari bahwa tempatnya itu indah,” kata imam itu.
Dengan fotografi, Pastor Heru menegaskan, dia hendak menyuguhkan keindahan yang selama ini tersembunyi kepada setiap orang, terlebih di saat usaha itu semakin dipermudah dengan media sosial yang mudah diakses oleh banyak orang.(Lukas Awi Tristanto)