PEKAN PASKAH VIII (P)
Santo Desiderius; Santo Yohanes Baptista di Rossi;
Santa Antide Thouret; Santa Eufrosina
Bacaan I: 1Ptr. 1:3-9
Mazmur: 111:1-2.5-6.9.10c; R:5b
Bacaan Injil: Mrk. 10:17-27
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: ”Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: ”Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain daripada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: ”Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ”Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: ”Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”
Renungan
Ketika orang membaca Injil hari ini, mungkin ada yang merasa bersalah. Ketaatan terhadap perintah-perintah Tuhan tidak cukup untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Ada satu kekurangan orang yang diceritakan dalam Injil. Dia tidak bisa menjual semua harta dan memberikannya kepada orang miskin dan sesudah itu mengikuti Yesus. Lalu kepada para murid-Nya Yesus berkata: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mrk. 10:24-25).
Apakah hal itu berarti bahwa orang kaya tidak bisa masuk surga? Sama sekali tidak. Lubang jarum adalah metafor untuk pintu samping di sebelah pintu utama masuk kota. Orang bisa masuk melalui pintu itu, tetapi dengan susah payah karena ukurannya kecil. Jadi, bukan tidak mungkin bisa masuk, melainkan bisa masuk namun dengan susah payah. Mengapa susah? Karena orang kaya bisa saja menggantungkan kehidupannya pada kekayaan dan bukannya kepada Tuhan sebagai penjamin kehidupan. Jadi, persoalannya bukan kaya atau tidak melainkan apakah seseorang mengandalkan hidupnya pada Tuhan atau tidak. Kita bisa saja kaya, tetapi kalau kita memperoleh dan menggunakannya dengan baik, kita tetap berhak masuk ke dalam Kerajaan Surga. Maka, jadilah orang kaya yang bisa masuk Kerajaan Surga dengan mulus.
Tuhan, teguhkanlah imanku agar aku senantiasa mengandalkan Engkau di dalam hidupku. Amin.