Frater Samuel Sonny Gunawan OP
Ketaatan menjadi hal yang paling utama dalam kaul biarawan Dominikan, karena melalui ketaatan ada penyerahan diri total manusia pada kehendak Allah dan segala tindakan manusia diharapkan mengarah kepada Allah sebagai tujuan dari kaul yaitu kasih yang sempurna. Oleh sebab itu, segala tindakan individu selalu berada dalam naungan ketaatan. Dalam hal ini ada sebuah pengandaian bahwa melalui ketaatan maka hidup murni serta kemiskinan seseorang terjaga.
Dengan alasan itu, kami, para biarawan Dominikan, hanya mengikrarkan Kaul Ketaatan. Ada sebuah pengandaian bahwa ketika kami mengikrarkan Kaul Ketaatan maka kaul yang lain akan mengikuti.
Seperti biasanya, ketika akhir masa novisiat, para biarawan dan biarawati akan mengikrarkan kaul sebagai bentuk penyerahan diri total kepada Tuhan. Kaul yang diikrarkan adalah tiga nasihat Injili yang disebut Kaul Ketaatan, Kaul Kemurnian dan Kaul Kemiskinan.
Sebelum mengikrarkan Kaul Ketaatan, pemimpin kami akan bertanya terlebih dahulu kepada kandidat Dominikan, “What do you seek?” Para kandidat yang ingin berkaul pun menjawab, “God’s mercy and yours.” Secara tidak langsung para kandidat memohon belas kasih Allah untuk dapat terus berjalan dalam menghayati hidup kaulnya.
Kata ketaatan dalam Bahasa Inggris disebut obedience. Kalau ditelusuri lebih lanjut, kata itu sebenarnya berasal dari Bahasa Latin, Ob dan Audire (to listen) yang dalam Bahasa Indonesia secara harfiah diterjemahkan menjadi ‘mendengarkan’.
Maka terlihatlah kesinambungan antara dua kata itu yakni mendengarkan dan taat. Rangkaian yang tepat bahwa sesudah mendengarkan lalu seorang anggota Dominikan melakukan serta memahami hingga menaati. Kalau ditelusuri lebih lanjut lagi, nilai ketaatan memiliki semangat patuh, setia, tidak berbuat curang dan saleh. Demikian pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ketaatan juga dipandang sebagai arah dan pegangan seseorang untuk bertindak. Ketika seorang individu memegang nilai ketaatan ada sesuatu yang akhirnya menjadi tolak ukur serta pengendali bagi individu itu sendiri dalam bertindak dengan penuh kesadaran.
Alasan lain mengapa Dominikan hanya mengikrarkan Kaul Ketaatan itu tertulis dalam Buku Konstitusi Ordo Dominikan, bahwa “dengan mengikrarkan Kaul Ketaatan kami mau meneladani Kristus dengan cara yang khusus, Kristus yang selalu taat kepada Allah hingga menjadi manusia.” Nilai ini yang mau diteladani dan dihidupi oleh seorang Dominikan yang mau ikut serta dalam karya Allah, seperti Yesus yang taat dengan perintah Allah.
Kaul Ketaatan juga memiliki nilai lebih karena menekankan kepatuhan akan superior sebagai perwakilan Allah. Taat bukan berarti taat mati, tetapi menyadari ada sesuatu yang lebih baik dan lebih unggul dari apa yang disampaikan superior. Sebagai Dominikan, kami melihat bahwa superior adalah perwakilan dari Allah ditengah-tengah komunitas.
Kaul Ketaatan sendiri sebenarnya memupuk akar kedisiplinan di dalam hati. Ketaatan bukan lagi sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi mendukung kaul-kaul yang lain agar semakin dihayati dan dihidupi. Ketaatan adalah pintu masuk untuk memahami kaul lainnya.
Lewat ketaatan ada sebuah nilai yang ingin dipegang, ada sesuatu yang harus dipatuhi dan disadari sebagai sesuatu yang lebih. Hal ini dapat dipahami, karena ketika seorang Dominikan mengikrarkan kaulnya, ia sadar bahwa ketaatan bukan lagi sesuatu yang menghantui dirinya, tetapi sebuah langkah yang menyatukan dirinya dengan Tuhan. Taat bukan lagi momok menyeramkan tapi kebebasan hidup dalam menghayati hidup panggilan yang dihidupi.***