Selasa, November 5, 2024
32.3 C
Jakarta

“Torang Samua Basudara” warnai prosesi Salib IYD, umat Islam pun ikut

IYD5

Napak Tilas Salib Suci untuk Indonesian Youth Day (IYD) di Keuskupan Manado, pada hari ini 9 Mei 2016, masih berada di Kota Tomohon. Besok sore, tepatnya pukul 15.00, Salib Suci IYD akan diserahkan oleh Paroki Santo Yosep Sarongsong kepada Paroki Bunda Hati Kudus Woloan, Tomohon. Namun, umat Paroki Sarongsong masih mengenang kenangan unik saat Patung IYD juga diterima oleh orang muda Muslim dan dibawa sepanjang Kampung Jawa yang dihuni umat Islam.

Kepala Paroki Sarongsong Pastor Jimmy Tumbelaka Pr membenarkan bahwa dalam prosesi itu Novly Karundeng, pemuda GMIM Syalom Tumatangtang, telah menyerahkan Salib itu kepada pemuda Muslim bernama Angga Abusalam, “dan dia membawanya sampai kurang lebih 500 meter mendekati ujung Kampung Jawa.”

Sepanjang prosesi itu, kata Pastor Tumbelaka kepada PEN@ Katolik, sebagian besar warga Kampung Jawa nampak tersenyum, “bahkan meneteskan air mata karena terharu dan berkesan.”

Pastor Tumbelaka yang ikutserta sepanjang jalan prosesi Salib Suci IYD di wilayahnya parokinya menjelaskan bahwa Salib Suci IYD diterima oleh Paroki Sarongsong tanggal 6 Mei 2016 dari Paroki Maria Ratu Damai Walian, Tomohon. Napak Tilas Salib Suci IYD diawali awal Januari 2016 dari ujung Keuskupan Manado yakni paroki di Kota Palu.

Mengetahui bahwa tujuan utama Napak Tilas Salib Suci IYD adalah mengangkat semboyan orang Manado “Torang Samua Basudara,” maka “saat menerima Salib Suci IYD ini kami segera mengajak semua pimpinan agama yang ada di sekitar paroki kami untuk melibatkan diri dalam Napak Tilas Salib Suci IYD ini. Sungguh menakjubkan semua pimpinan agama menyetujuinya dan mendukung serta terlibat langsung dalam prosesi Napak Tilas itu”

Yang terlibat, jelas imam itu, adalah para pemimpin dari Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Getsemani Langsot,  GMIM Syalom Tumatangtang, GMIM Sarongsong Tumatangtang, Jamaah Muslim Mesjid Nurul Iman Kampung Jawa Tomohon, Jemaat Pantekosta Tumatangtang, GMIM Damai Sejahtera Lahendong, GMIM Golgota Tondangow, Jemaat Pantekosta Tondangow, GMIM Nafiri Pangolombian,  dan Jemaat Pantekosta Pangolombian.

“Merekalah yang mendorong orang mudanya untuk mengarak Salib Suci IYD. Ketika Salib Suci hendak melewati gedung gereja mereka, misalnya, Salib itu dibawa masuk ke pintu gerbang gereja mereka. Pemuda Muslim pun membawa dengan penuh hormat Salib Suci kita,” kata Pastor Tumbelaka.

Pendeta GMIM Dores Kumeang-Sambeka mengatakan, “prosesi Napak Tilas Salib Suci IYD ini mengatakan kepada kita bahwa Salib Tuhan kita Yesus Kristus sungguh membanggakan dan menguatkan iman Kristiani kita. Yesus sungguh di dada kita. Oleh karena itu orang Kristen dipanggil untuk bersatu satu dengan yang lain.”

Anggota DPRD Kota Tomohon, Syeni Budiharso Supit, mengatakan, keberadaan Salib itu “membuat bulu kudu merinding ketika melihat orang Islam pun dengan penuh hormat membawa Salib itu.”

Ibu itu lalu menantang orang Kristiani untuk mewujudnyatakan secara konkret imam mereka dengan mengatakan, “Saya dengar Salib ini dibuat oleh orang Gorontalo yang Muslim. Bagaimana dengan orang Kristiani yang beriman kepada Kristus Yesus? Nampaknya, justru masih orang Muslim yang lebih baik.”

Pemerintah daerah setempat juga ikut menerima Salib Suci yang disambut dan dihantar dengan Tarian Kabasaran dan Maengket memasuki gereja Katolik Sarongsong.

Sore ini, Salib Suci IYD yang sedang diarak di Stasi Pangolombian, akan kembali ke pusat paroki, dan besok, Pastor Tumbelaka berharap agar seluruh umat paroki itu hadir dalam serah terima Salib Suci IYD kepada Paroki Woloan, bahkan Pastor Tumbelaka mengatakan bahwa dia akan ‘merancang’ agar Salib Suci IYD itu bisa diserahkan juga oleh perwakilan agama-agama di parokinya kepada Paroki Woloan.” (paul c pati)

IYD4

IYD6

IYD9

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

  1. bukan orang muslim yang sesungguhnya klu mau ikut2an mengarak patung tuhan(bagi orang keristen), kita sebagai umat islam mengimani bahwa Isa A.S adalah nabi, bukan tuhan

    • Saudara, hanya mengarak patung untuk menghormati. Tidak juga untuk menganggap patung tersebut sebagai Tuhan.

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini