Untuk merayakan Hari Bumi yang diperingati tanggal 22 April 2016, Paus Fransiskus membuat perhentian mendadak di hari Minggu, 25 April 2016, di acara ‘Desa Bumi. Tinggal di Kota Bersama’ di Villa Borghese, Roma, demikian laporan Deborah Castellano Lubov dari Zenit.org.
Hanya beberapa hari setelah para pemimpin dunia secara resmi menandatangani Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim di markas besar PBB di New York, prakarsa Roma yang disponsori oleh Hari Bumi Italia, Connect 4 Climate, dan Gerakan Focolare Roma ini diadakan di taman terkenal dari Kota Abadi.
“Idenya,” jelas Gerakan Focolare, “adalah untuk menciptakan desa sementara dalam kota, dengan keterlibatan berbagai prakarsa yang sehari-hari berupaya membuat ibukota itu menjadi tempat yang lebih baik untuk tinggal, tempat setiap warga negara atau turis, tidak peduli usia, kelas sosial atau budaya mereka, boleh mengalami sumbangan mereka sendiri yang tak tergantikan untuk kehidupan kota,” demikian laporan Radio Vatikan.
Dalam sambutannya, Paus yang tahun lalu merilis ensiklik tentang lingkungan ‘Laudato Si: tentang Memelihara Rumah Kita Bersama,‘ mengucapkan terima kasih kepada para peserta karena ‘mengubah gurun menjadi hutan.’
Paus dari Argentina itu juga mengatakan, “Saya berikan tugas untuk kalian lakukan di rumah. Suatu hari, kalau kalian sedang berjalan-jalanan di jalanan, pandanglah wajah-wajah dari orang-orang yang kalian lihat: mereka khawatir, setiap orang menutup diri, tanpa senyum atau kelembutan, dengan kata lain, tanpa ‘persahabatan sosial,’ kita kekurangan persahabatan sosial ini.”
“Di mana tidak ada persahabatan sosial, di sana ada kebencian dan perang,” Paus memperingatkan. Paus juga menyesali kalau uang dijadikan lebih penting daripada umat manusia dan mengecam eksploitasi anak-anak dan orang muda.
Bapa Suci menekankan bahwa persahabatan sosial adalah prioritas dan meminta untuk tidak takut mendekati orang lain dan membantu mereka ‘sacara bebas,’ tanpa mengharapkan balasannya. Paus juga menekankan pentingnya mengampuni orang lain, karena ‘hanya dengan pengampunanlah dengki dan kebencian dijauhkan.’
Paus mengingatkan mereka untuk “selalu membangun” dan “tidak pernah merusak,” serta mengabaikan perbedaan di antara mereka yang mengupayakan tujuan-tujuan tersebut.
Paus Fransiskus kemudian bertanya kepada mereka cara melakukan hal ini, dan Paus sendiri menjawab: “Kita semua memiliki sesuatu yang sama, kita semua manusia. Dan dalam menjadi manusia ini, kita dekat satu sama lain untuk bekerja dengan satu sama lain. ‘Tetapi saya dari agama ini, atau dari agama itu…’ Tidak masalah! Teruslah dan bekerjalah bersama! Hormatilah satu sama lain! Hormatilah satu sama lain! Dan kemudian kalian akan melihat keajaiban ini: keajaiban gurun menjadi hutan.”
Bapa Suci mengakhiri sambutannhya dengan berterima kasih kepada penyelenggara untuk semua yang mereka lakukan.(pcp berdasarkan Zenit.og)