PEKAN PASKAH II (P)
Santo Richard dari Chicester; Santo Yosef, Martir; Santo Sixtus I, Paus
Bacaan I: Kis. 5:12-16
Mazmur: 118:2-4,22-24,25-27a
Bacaan II: Why 1:9-11a,12-13,17-19
Bacaan Injil: Yoh. 20:19-31
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! ” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. ” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang , dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,sekali-kali aku tidak akan percaya. ” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! ” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Renungan
Pesan utama kerahiman ilahi yang disampaikan Tuhan melalui Santa Faustina Kowalska adalah bahwa Allah mengasihi kita tanpa syarat. Tuhan ingin kita tahu bahwa belas kasih-Nya jauh lebih besar daripada dosa kita. Semakin berat dosa, semakin berhak seorang mendapatkan belas kasih-Nya. Ia mengundang kita datang kepada-nya dengan penuh iman, menerima belas kasih-nya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama.
Mengamalkan belas kasih bukanlah pilihan dari praktik Devosi Kerahiman Ilahi, melainkan keharusan (bdk. Mat. 5:16). Itulah yang dilakukan oleh para rasul ketika mereka menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat dalam nama Yesus. Jika belum mampu mengamalkan belas kasih melalui tindakan, kita bisa mengamalkannya melalui kata-kata dan sapaan kasih serta berdoa dengan penuh kasih bagi sesama.
Melalui pesta Kerahiman Ilahi ini, Tuhan ingin agar kita percaya penuh kepada-nya sekalipun tidak melihat (bdk. Yoh. 20: 29). Semakin besar iman kepercayaan kita kepada-nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima.
Ya Tuhan, demi sengsara-Mu yang pedih tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. Kuatkan aku dengan Roh-mu agar mampu mengampuni sesama yang bersalah kepadaku demi terciptanya dunia yang damai. Amin.