PEKAN BIASA XXX (H)
Santo Alfonsus Rodriques
Bacaan I: Rm. 11:1-2a.11-12.25-29
Mazmur: 93:12-13a.14-15.17-18; R:14a
Bacaan Injil: Luk. 14:1.7-11
Pada suatu hari Sabat, Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: ”Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat daripadamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Renungan
”Semakin berisi, semakin merunduk” itulah padi yang menjadi inspirasi sikap kerendahan hati. Hal yang sebaliknya justru kita alami dalam kehidupan. Banyak orang semakin berilmu, berpangkat, berkedudukan tinggi dan semakin kaya, semakin memperlihatkan gelagat dan sikap sombong; ingin dihormati, ingin didahulukan dan ingin disanjung.
Paulus melihat bahwa ketegaran dan kesombongan bangsa Israel, sebagai umat pilihan Yahweh, telah membuat rahmat Allah lebih banyak dialami dan dirasakan oleh bangsa-bangsa lain. Walaupun Allah tidak menolak umat-Nya, namun kesombongan dan keangkuhan telah membuat bangsa Israel melakukan banyak pelanggaran di mata Allah.
Belajar dari pengalaman sejarah itu, baiklah kita memperhatikan ajaran Yesus kepada murid-murid-Nya supaya bersikap rendah hati, karena mereka yang meninggikan diri akan direndahkan dan, sebaliknya, mereka yang merendahkan diri akan ditinggikan. Status keterpilihan kita sebagai anak-anak Allah mestinya membuat kita semakin rendah hati, karena tanpa Dia, Allah Bapa, yang mengaruniakan semua itu kepada kita melalui Yesus, Putra-Nya, kita tak memiliki apa-apa untuk bermegah diri.
Ya Tuhan, singkirkanlah dari dalam diriku akar-akar kesombongan diri supaya aku semakin dapat menghambakan diri kepada-Mu. Amin.