Jumat, Desember 19, 2025

 “Kolbe dari Jaén”: Gembala yang Rela Menyerahkan Nyawa

JEAN, Pena Katolik – Pastor Francisco de Paula Padilla Gutiérrez berusia 44 tahun, saat ia gugur sebagai martir di Jaén, Spanyol. Imam asal Marmolejo itu dikenang sebagai seorang gembala yang rela menyerahkan hidupnya demi orang lain.

Pada 3 April 1937, di tengah penganiayaan agama yang melanda Spanyol selama Perang Saudara, ia dengan sukarela menawarkan diri untuk menggantikan seorang ayah enam anak yang dipanggil menuju regu tembak.

“Saya seorang imam, saya akan menggantikan bapak itu,” kata Pastor Padilla sebelum saat kematiaannya.

Tindakan heroik ini membuatnya dijuluki “el Kolbe jiennense”. Kisah kemartirannya identik seperti kisah St. Maksimilian Kolbe, yang berani berkorban hingga menyerahkan nyawanya di Auschwitz.

Pengabdian di Tengah Derita

Pastor Padilla ditangkap pada 1936 oleh otoritas Republik Spanyil saat bertugas sebagai Kepala Paroki San Martín de Tours di Arjona. Alasannya, karena ia adalah seorang imam. Ia dipenjara berbulan-bulan, pertama di Arjona lalu di penjara Jaén, bersama banyak imam dan awam lain yang ditahan “karena kebencian terhadap iman.” Dalam kondisi yang sangat keras, ia tetap menonjol sebagai penghibur rohani bagi sesama tahanan, menyalakan harapan di tengah kegelapan.

Pada dini hari 3 April 1937, milisi melakukan “pengumpulan tahanan” untuk dieksekusi tanpa pengadilan. Malam itu, seorang ayah, bernama José dipanggil, menangis memohon belas kasihan kepada penjaga penjara. Ia meohon untuk tidak dieksekusi demi enam anaknya.

Saat itulah, Pastor Padilla maju, memohon agar dirinya yang dibawa sebagai gantinya. Keberanian ini sempat mengejutkan para algojo, namun akhirnya mereka menerima permintaan itu.

Pastor Padilla pun digiring ke tempat eksekusi di luar Mancha Real, dan ditembak bersama sekelompok tahanan lain. José tetap hidup, ia tertegun oleh pengorbanan yang baru saja menyelamatkannya.

Kesaksian Kasih yang Heroik

Martirnya Pastor Padilla, dimeteraikan oleh kasih kepada sesama, menjadi salah satu kisah paling menggetarkan di antara 124 martir baru dari Jaén yang diakui Takhta Suci. Beatifikasinya menegaskan teladan seorang gembala yang benar-benar meniru Kristus: “memberikan nyawa bagi sahabat-sahabat-Nya.”

Lebih dari delapan dekade kemudian, kisah Kolbe dari Jaén terus menginspirasi umat untuk hidup dalam iman yang berani, kasih yang berkorban, dan melihat setiap orang yang membutuhkan sebagai saudara yang layak diperjuangkan. Kesaksiannya adalah cahaya yang menembus kegelapan sejarah, mengingatkan bahwa cinta yang sejati selalu lebih kuat daripada kebencian dan kekerasan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini