Paus Leo XIV Jadi Paus Pertama Kunjungi Makam St. Charbel: Sumber Sukacita Besar bagi Lebanon

Annaya, Lebanon, 1 Desember 2025 — Paus Leo XIV mencatat sejarah dengan menjadi Paus pertama yang berkunjung dan berdoa di makam St. Charbel Makhlouf, biarawan Maronit yang dikenal sebagai pertapa suci dan pembawa mukjizat. Kunjungan ini berlangsung di Biara St. Maron, Annaya, wilayah Jbeil, yang terletak di ketinggian 1.200 meter dengan pemandangan Laut Mediterania.

St. Charbel (1828–1898) menjalani hidup penuh tapa dan pengabdian total kepada Allah. Setelah wafat, ia dikenal luas karena banyak mukjizat penyembuhan yang terjadi melalui perantaraannya, sehingga dihormati bukan hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh Muslim dan penganut agama lain. Setiap tahun jutaan peziarah mendatangi makamnya, dan kini untuk pertama kalinya seorang Paus hadir di sana.

Bagi Romo Youssef Matta, salah satu dari 16 biarawan Maronit di biara tersebut, kunjungan Paus membawa pesan penyembuhan dan harapan. “Kunjungan ini mengubah harapan akan penyembuhan fisik dari St. Charbel menjadi harapan akan penyembuhan bagi Lebanon, Timur Tengah, dan dunia yang dilanda konflik,” ujarnya. Ia menekankan bahwa St. Charbel adalah simbol solidaritas dan penguatan hidup bersama lintas agama di Lebanon.

Popularitas St. Charbel lahir dari dua hal utama: mukjizat penyembuhan yang tidak membedakan agama, serta hidup asketisnya sebagai pertapa yang penuh doa dan kerja. Setelah bergabung dengan Ordo Maronit tahun 1851, ia mengikrarkan kaul kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian, ditahbiskan imam tahun 1859, lalu hidup sebagai pertapa selama 23 tahun hingga wafat pada malam Natal 1898. Mukjizat mulai terjadi segera setelah kematiannya, termasuk jasadnya yang ditemukan tak rusak dan mengeluarkan darah serta air. Paus Paulus VI kemudian membeatifikasi dan mengkanonisasi Charbel pada 1965 dan 1977.

Romo Matta menegaskan bahwa St. Charbel “melampaui sekat agama dan menjadi titik temu harapan bagi semua denominasi Lebanon.” Dalam konteks krisis berkepanjangan yang dialami Lebanon, ia menjadi simbol perdamaian dan kekuatan rohani yang menyatukan.

Kunjungan Paus Leo XIV disebut sebagai sumber sukacita besar bagi Lebanon. Doa Paus di makam St. Charbel dipandang sebagai tanda bahwa Lebanon tidak ditinggalkan, melainkan tetap berada dalam perhatian Gereja universal. “Kunjungan ini adalah panggilan kuat kepada iman sederhana dan solidaritas untuk rekonstruksi etis dan spiritual Lebanon,” kata Romo Matta.

Secara nasional, kunjungan ini diyakini memperkuat peran Lebanon sebagai tanah dialog antara Kristen dan Muslim. Secara internasional, kunjungan Paus menyoroti kembali krisis Lebanon, mengajak dunia untuk tidak melupakannya, serta mendorong stabilitas di Timur Tengah. Bagi banyak orang muda Lebanon yang terpaksa merantau demi bertahan hidup, kunjungan ini menjadi pengingat akan pentingnya komunitas Kristen di kawasan dan harapan baru bagi masa depan bangsa.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini