JAKARTA, Pena Katolik — Upaya memperkuat pembinaan mental dan moderasi beragama di lingkungan TNI Angkatan Udara menjadi fokus audiensi antara Kadisbintalau, Marsma TNI Drs. Jaetul Muchlis, M.Ag., dan Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Militer (OCI/Ordinariatus Castrensis Indonesia). Pertemuan berlangsung hangat selama 55 menit dan membahas pemetaan kerja sama pembinaan rohani Katolik yang lebih terstruktur, komprehensif, dan saling menguatkan, Jakarta, 21 November 2025.
Marsma Jaetul Muchlis menempatkan peningkatan jumlah rohaniwan Katolik berkualifikasi Pastor/Imam di matra udara sebagai prioritas Disbintalau, guna memperkuat layanan sakramental dan pendampingan rohani bagi prajurit dan keluarga.
Kedua pihak mengkaji pola kerja sama formal agar layanan pastoral dapat diperluas secara optimal, termasuk rencana penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai tindak lanjut.
Kardinal Suharyo mengapresiasi keterbukaan TNI AU menerima pastor yang diutus melayani di matra udara. Ia menyoroti dinamika rohaniwan yang sekaligus perwira aktif; pengalaman Pastor Kolonel (Sus) Yos Bintoro, Pr. menunjukkan pengabdian ganda dapat dijalankan dengan kesetiaan pada tugas imamat dan profesionalisme kedinasan.
Enam tahun terakhir, OCI mengembangkan tata kelola pelayanan rohani yang lebih sistematis melalui kunjungan ke berbagai wilayah, pembentukan struktur pelayanan regional, dan koordinasi dengan keuskupan setempat untuk penunjukan Pastor Pelayanan Militer dan Kepolisian (Pasyanmilpol).
OCI menghadirkan pembinaan rohani berbasis digital bagi imam dan katekis, mengangkat tema-tema aktual seperti keluarga, moralitas, isu sosial (LGBT, judi daring), serta kesehatan jiwa prajurit.
Kadisbintalau menilai perlu peningkatan bimbingan teknis pembinaan iman Katolik, terutama terkait perkawinan, pendampingan keluarga, dan pemahaman Kitab Suci, agar formasi rohani selaras dengan kebutuhan prajurit dan keluarga mereka.
Kardinal Suharyo menegaskan pelayanan OCI memiliki karakter unik dibandingkan keuskupan militer di negara lain. Di beberapa negara seperti Filipina dan Korea Selatan, struktur keuskupan militer telah menjadi bagian integral institusi pertahanan.
Pertemuan ini diharapkan menjadi landasan penguatan sinergi pembinaan rohani, ideologi, dan nilai kebangsaan bagi umat Katolik di lingkungan TNI Angkatan Udara, sekaligus mempertegas komitmen bersama untuk menghadirkan pelayanan yang mendalam, relevan, dan berdaya guna.



