Setelah dibawa dalam arakan, Salib Misi Pembaharuan Orang Muda Katolik (OMK) yang dikenal dengan nama Salib Atambua Youth Day (AYD) tiba di Lingkungan Santo Antonius Fatuteke dan diserahterimakan dari Paroki Santa Theresia Kefamenanu ke Paroki Santo Yohanes Pemandi Nasleu. Setelah sapaan adat, salib itu dikalungi selendang dan kain adat oleh pengurus Lingkungan Fatuteke dan pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) Nasleu, serta diperciki air suci oleh Pastor Gerardus Salu Pr.
“Ini merupakan Salib Pembaharuan bagi OMK di paroki-paroki dan Keuskupan Atambua untuk menyambut Indonesia Youth Day (IYD) di Manado, Sulawesi Utara, tahun 2016. Untuk itu, saya meminta OMK untuk kembali aktif dalam kegiatan Gereja. OMK bukan kutu loncat. Artinya, OMK harus selalu terlibat dalam urusan gerejani, bukan hanya hadir saat ada kegiatan. Buang jauh-jauh penyakit kutu loncat yang sementara menyerang OMK,” kata Pastor Paroki Santa Theresia Kefamenanu itu.
Kemudian, salib yang dipikul oleh anggota-anggota Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) dan diapit oleh OMK serta umat diarak kembali dalam ziarah mengenang sengsara Yesus dengan menyinggahi 14 stasi yang berada di bibir aspal jalanan yang sudah ditentukan oleh panitia.
Sekitar pukul 22.30 Wita, tanggal 5 Agustus 2015, salib itu tiba dan ditahtakan dalam Gereja Nasleu. Umat tumpah ruah masuk ke dalam gereja mengantar salib itu di tengah berbagai kidung rohani dari OMK, THS-THM dan umat.
Salib itu mulai diarak dari Gereja Santa Theresia Kefamenanu, pusat Dekanat Kefamenanu, Keuskupan Atambua, pada pukul 17.30 WITA, setelah ibadat singkat dan berkat perutusan yang dilakukan oleh Pastor Gerardus Salu, yang juga merupakan Dekan Kefamenanu, ditemani Pastor Johanes Seran Pr dan Pastor Janu Kura Pr.
Setelah berarak sepanjang kurang lebih 1 kilometer, arakan itu tiba di perhentian pertama Paroki Nasleu. Selama perarakan itu berlangsung, kota Kefamenanu dihantui kegelapan, karena listrik padam.
Salib Misi Pembaharuan OMK itu akan diarak dari paroki ke paroki dalam wilayah Keuskupan Atambua. Setelah Dekanat Kefamenanu, salib itu akan menyinggahi Dekanat Malaka dan Dekanat Belu Utara. Setelah itu, salib itu akan kembali ditahtakan di Istana Keuskupan Atambua di Lalian Tolu.
Berbagai komentar diungkapkan kepada PEN@ Katolik seputar salib itu. Menurut Diakon Fridus Talan Pr, “Salib OMK ini seharusnya menjadi penyemangat buat kita semua. Ini merupakan salib pembaharuan bagi OMK. Untuk itu, OMK jangan mati angin. Melainkan harus lebih semangat dalam pelayanan.”
John Fenat, salah satu umat Paroki Nasleu, mengatakan, “Sudah waktunya OMK harus bangkit dari tidur, dan kembali menunjukkan jati dirinya, bukan sebagai anak-anak yang harus disuapi terus. Tinggalkan cara hidup hedonisme, karena gaya itu tidak membikin OMK tumbuh dan berkembang secara baik, melainkan semakin mematikan daya juang dari OMK. Dan tadi saya melihat belum semua OMK dan umat mengambil bagian dalam perarakan salib misi itu. Perlu keterlibatan semua umat, agar salib itu benar-benar membawa perubahan.” (Felixianus Ali)