PEKAN BIASA XVIII (H)
Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney
Bacaan I: Bil. 12:1-13
Mazmur: 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13;R:3a
Bacaan Injil: Mat. 14:22-36
Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ”Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: ”Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ”Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ”Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”
Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Renungan
Musa adalah nabi besar pilihan Allah. Tapi, Miriam dan Harun merendahkannya, karena ia beristrikan wanita Kush. Mereka tidak terima jika Allah hanya bersabda lewat Musa, orang semacam itu! Menurut mereka, Tuhan bisa juga bersabda lewat mereka atau orang lain.
Tapi pikiran mereka itu salah. Karena itu, Tuhan menghukum Miriam: ia terkena kusta. Namun Musa tetaplah orang yang baik hati. Ia memaafkan mereka dan memohon belas kasihan Tuhan agar Miriam disembuhkan dari kustanya. Musa tidak menggunakan kuasanya untuk mencelakakan orang lain, tetapi justru menolong.
Yesus juga memberi contoh yang sama. Ia menolong Petrus yang hampir tenggelam. Petrus yang mulanya merasa kuat imannya, ternyata lemah. Dia yang dipercaya Yesus, ternyata ragu-ragu dan hampir tenggelam. Yesus datang menolongnya.
Kita diundang Tuhan hari ini untuk menolong orang yang lemah dan butuh bantuan. Marilah kita gunakan tangan dan kaki kita untuk menolong, bukan untuk mencelakakan orang lain.
Tuhan, mampukanlah aku untuk selalu menolong orang lain dan bukan mencelakakannya, sekalipun dia adalah musuhku. Amin.