PEGUNUNGAN BINTANG, Pena Katolik – Di penghujung Oktober 2025, momen bersejarah terjadi di Pegunungan Bintang, wilayah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Tiga Uskup Katolik dari berbagai keuskupan di Indonesia hadir dalam Misa Syukur memperingati 100 tahun kehadiran Kongregasi Suster Fransiskanes Santa Lusia (KSFL). Kehadiran mereka bukan sekadar kunjungan pastoral, melainkan simbol nyata cinta kasih dan kerinduan akan perdamaian yang sejati bagi masyarakat Papua.
Misa Syukur yang dipusatkan di Dekenat Pegunungan Bintang ini dihadiri oleh Uskup Jayapura Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You, Pr; Uskup Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA; dan Uskup Bogor yang juga Sekjen KWI, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Ketiganya didampingi para pimpinan dan anggota Kongregasi KSFL Indonesia.
Mgr. Yanuarius mengajak umat untuk bersyukur atas karya Tuhan yang telah menuntun perjalanan panjang para suster KSFL.
“Seratus tahun bukan waktu yang singkat. Ini adalah tanda kesetiaan Tuhan yang bekerja melalui para suster untuk melayani umat-Nya,” ungkapnya.
Sementara itu, Mgr. Paskalis menekankan bahwa perayaan seabad KSFL adalah momentum pembaruan iman dan panggilan pelayanan. “Kehadiran mereka di tanah Papua adalah berkat bagi Gereja dan masyarakat. Kita diajak untuk melanjutkan semangat pelayanan ini dengan rendah hati dan penuh kasih,” tuturnya.
Mgr. Bernardus pun menyampaikan rasa bangganya dapat hadir di tengah umat Pegunungan Bintang, menyaksikan semangat dan antusiasme umat dalam merayakan tonggak sejarah pelayanan KSFL.
Kehadiran tiga Uskup di Pegunungan Bintang menjadi penegasan bahwa Gereja Katolik terus hadir dan peduli terhadap umat di wilayah terpencil. Lebih dari itu, momen ini menjadi seruan moral dan spiritual bagi terciptanya perdamaian, persaudaraan, dan pembangunan yang berkeadilan di tanah Papua.
Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, menyambut hangat kedatangan ketiga pemimpin umat tersebut. Dalam sambutannya, ia menyebut momen ini sebagai kehormatan besar bagi daerahnya dan umat Katolik secara khusus.
“Kami mohon doa bagi kedamaian bangsa dan tanah Papua. Kiranya kehadiran ini membawa berkat, persaudaraan, dan kedamaian sejati bagi seluruh masyarakat Pegunungan Bintang,” ujar Bupati Spei penuh harap.



