Selasa, September 16, 2025

Paus Leo XIV Mendorong Para Teolog untuk Membela Ciptaan dan Martabat Manusia di Era Kecerdasan Buatan

VATIKAN, Pena Katolik – Paus Leo XIV pada hari Sabtu, 13 September 2025, menyerukan kepada para teolog Katolik untuk mengembangkan “teologi kebijaksanaan” yang mampu menjawab tantangan global. Ia juga mendorong mereka menanggapi krisis lingkungan hingga pertanyaan etis yang muncul dari kecerdasan buatan (AI).

Dalam pidatonya kepada peserta seminar internasional yang diselenggarakan oleh Pontifical Academy of Theology, Paus menegaskan bahwa keberlanjutan lingkungan dan kepedulian terhadap ciptaan merupakan komitmen mendasar demi kelangsungan hidup umat manusia. Hal tersebut, katanya, memiliki dampak langsung terhadap terwujudnya kehidupan bersama yang damai.

“Teologi berada di jantung karya misioner Gereja, tetapi harus berinkarnasi, menyatu dengan penderitaan, sukacita, harapan, dan kegelisahan umat manusia di zaman ini,” ujar Paus. Ia mencontohkan para tokoh besar Gereja seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas berhasil membangun sintesis iman dan akal budi—teladan yang tetap relevan bagi teologi masa kini.

Paus Leo XIV memperingatkan bahwa Gereja tidak boleh membatasi diri hanya pada refleksi moral dalam menanggapi fenomena AI.

“Pendekatan etis semata tidaklah cukup. Yang kita butuhkan adalah visi antropologis yang berakar pada martabat manusia. Apa itu manusia? Apa martabatnya yang tak mungkin disamakan dengan sebuah android digital?” tegasnya.

Paus juga mengingat kembali reformasi yang dilakukan oleh pendahulunya, Paus Fransiskus, pada tahun 2023 terkait akademi kepausan ini, yang menegaskan tiga wajah teologi: ketelitian akademis, kebijaksanaan kontemplatif, dan solidaritas yang terwujud dalam karya amal. Menurut Paus Leo XIV, teologi harus tetap berpijak pada perjumpaan dengan Kristus, sekaligus terbuka pada dialog dengan filsafat, sains, ekonomi, hukum, sastra, dan seni.

Paus Leo XIV menambahkan bahwa dialog internal dalam Gereja harus berbuah pada dialog dengan budaya dan agama lain, sehingga teologi dapat benar-benar melayani Gereja sekaligus masyarakat luas.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini