Rabu, September 10, 2025

Festival Syukur 70 Tahun Seminari Menengah Pius XII Kisol

MANGGARAI TIMUR, Pena Katolik – Seminari Menengah Pius XII Kisol, lembaga pendidikan calon imam tertua di Keuskupan Ruteng, genap berusia 70 tahun pada 8 September 2025. Rangkaian syukur tujuh dekade ini ditandai dengan penyelenggaraan Festival Lembah San Pio (FLS) 2025, sebuah pra-acara yang menjadi ruang perjumpaan umat, alumni, dan masyarakat luas dalam menyambut puncak perayaan sejarah panjang Seminari Kisol.

FLS sudah dimulai sejak Minggu 27 juli 2025 di Lapangan Seminari Kisol, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur. Ratusan peserta hadir dari sekolah-sekolah, komunitas lokal, tokoh masyarakat, hingga pemerintah daerah. Pembukaan dimulai dengan doa Ekaristi Transformatif, dilanjutkan penampilan tarian tematis dan parade siswa-siswi seminari.

Ketua Umum Panitia FLS, Aloysius Tombor, dalam sambutannya menyebut festival ini sebagai anugerah sekaligus tanggung jawab.

“Festival ini adalah wujud syukur dan persembahan bagi Seminari Kisol yang memasuki usia ke-70. Tugas ini saya jalankan dengan penuh rasa syukur,” ujarnya.

Suasana rohani kian terasa ketika prosesi pentakhtaan Patung Maria Bunda Segala Bangsa dilaksanakan, disertai arak-arakan umat dari Sekami dan Legio Maria. Usai prosesi, Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, menegaskan dukungan pemerintah terhadap FLS. Menurutnya, festival ini bukan hanya bernilai spiritual, tetapi juga berdampak positif pada promosi budaya dan pengembangan ekonomi lokal.

“UMKM harus mampu tumbuh bersama kegiatan gereja. FLS adalah wadah strategis untuk mendorong kesejahteraan masyarakat,” ucapnya. Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkab Manggarai Timur menyerahkan bantuan dana sebesar Rp250 juta.

Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, Pater Sebas SVD, dalam pesannya menegaskan bahwa FLS tidak boleh berhenti pada euforia semata. Festival ini, katanya, mesti menjadi wadah memajukan nilai martabat manusia, budaya, lingkungan, dan pendidikan. “Ini kesempatan berharga untuk menggali potensi budaya dan alam agar menjadi sumber kehidupan bagi kita semua,” ungkapnya.

Sementara itu, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, memberikan penekanan khusus terkait makna penyelenggaraan festival. Ia menegaskan bahwa FLS tidak boleh hanya diukur dari besar kecilnya biaya, tetapi dari daya sentuhnya terhadap kehidupan umat.

Dengan semangat syukur tujuh dekade, FLS 2025 diharapkan menjadi momentum pembaruan iman sekaligus wadah kebersamaan yang mampu menyatukan umat, alumni, dan masyarakat sekitar dalam semangat pelayanan dan pengembangan budaya lokal.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini