AMBOINA, Pena Katolik – Mgr. Seno Ngutra masih ingat pengalamannya bersama sang ayah. Sebagai seorang kapten kapal, Inno, begitu Uskup Amboina terpilih itu dipanggil waktu kecil, pernah naik di kapal yang dikemudikan ayahnya.
Inno tidak akan lupa. Hari itu, hujan turun ditengah lautan. Gelombang laut pun mulai naik turun menggoyang kapal kayu yang ia naiki. Sebagai seorang anak kecil, saat itu Inno pun ketakutan. Tangisnya mulai pecah, ia takut kalau-kalau kapal akan tenggelam.
Namun, meski di tengah badai itu, sang ayah tetap saja memacu kapalnya. Dilewati satu per satu ombak seolah tanpa rasa takut. Di akhir perjalanan, kapal itu mampu mencapai tujuan dengan selamat.
Pengalaman berlayar bersama sang ayah ini tidak akan dilupakan oleh Mgr. Inno. Kini, setelah ia akhirnya dipilih Paus Fransiskus untuk menjadi Uskup Amboina, pengalaman itu akan menjadi kenangan berharga. Ia belajar dari sosok seorang ayah yang meski di tengah kesulitan, namun tetap sabar dan tenang melewati rintangan yang ada.
Tidak ada yang Menduga
Keterpilihan Mgr. Inno menjadi Uskup Amboina memang tidak ada yang menduga. Awal tahun 2021, sekretaris pribadi Uskup Amboina meminta agar Romo Inno mengumpulkan curriculum vitae. Romo Inno tidak berpikir macam-macam ketika itu, hingga beberapa saat kemudian ia dihubungi oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. Ketika itu, Mgr. Piero Pioppo meminta beberapa nama imam yang dapat menjadi referensi tentang pribadi Romo Inno.
Tanpa ada pikiran macam-macam, Romo Inno memberikan beberapa nama imam yang dulu pernah bersamanya menjadi mahasiswa di Universitas Santo Tomas, Manila, Filipina. Romo Inno masih ingat, percakapannya dengan Mgr. Pioppo terjadi di awal Januari 2021.
“Saya tidak berpikir macam-macam saat itu. Saya hanya memberikan apa yang diminta,” ujar Mgr. Inno menceritakan.
Waktu pun berjalan seperti biasa. Selama berbulan-bulan sejak percakapan itu, seolah tidak aka nada sesuatu yang luar biasa terjadi. Begitu juga orang-orang dan para imam di Keuskupan Amboina tidak ada yang menaruh curiga.

Panggilan dari Duta Besar
Pada awal Desember 2021, Romo Inno kembali mendapat panggilan dari Kedutaan besar. Orang yang menghubunginya memberitahu bahwa Duta Besar Vatikan meminta kesediaan Romo Inno untuk bertemu pada 2 Desember 2021. Saat itu, Romo Inno sedang berada di Dobo dan pada tanggal 2 Desember itu, ia sudah merencanakan berangkat ke Kei melalui Bandara Dobo.
Dalam bayangannya, Romo Inno akan dapat melakukan Zoom dengan Mgr. Pioppo sesampainya di Kei. Namun apa yang terjadi saat itu hujan lebat, sehingga penerbangan pun ditunda. Melihat bahwa tidak ada peluang ia akan sampai ke Kei tepat waktu, Romo Inno memutuskan kembali ke Pastoran Paroki St. Yosafat Dobo. Saat itu ia tidak sendiri, ia bersama dua orang lain. Maka, ia pun beralasan harus kembali ke pastoran karena ada meeting penting.
“Saat itu, saya mengatakan bahwa saya punya rapat penting sehingga harus kembali ke pastoran. Mereka mengiyakan saja. Mereka tidak curiga dengan siapa saya akan melakukan pertemuan itu,” kenang Mgr. Inno.
Sesampainya di pastoran, Romo Inno melakukan komunikasi melalui Zoom dengan Mgr. Pioppo. Dalam pertemuan itu, selain Mgr. Pioppo ada juga Mgr. Arnaud Jean Marie Du Cheyron De Beaumont, Sekretaris Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan dan seorang karyawan kedutaan.
Dalam pertemuan itu, Mgr. Pioppo tidak banyak basa-basi. Hanya setelah sekitar lima menit. Mgr. Pioppo menyampaikan maksud utama pertemuan itu, Mgr. Pioppo menyampaikan bahwa Paus Fransiskus telah memilih Romo Inno untuk menjadi Uskup Amboina menggantikan Mgr. Petrus C. Mandagi MSC yang sudah dipindahkan menjadi Uskup Agung Merauke.
“Father, Paus Fransiskus sudah membaca profil anda dan mengganggap bahwa anda layak dan Paus mengakat anda menjadi Uskup Amboina sebegai penerus Uskup Mandagi. Beliau menyatakan semoga tidak ada ada keberatan esensial atas keputusan ini dan menyampaikan bahwa pengangkatan ini adalah demi Gereja dan Paus meminta ketaatan penuh sebagai seorang imam untuk tugas ini,” begitu Mgr. Inno menceritakan pesan Mgr. Pioppo kepadanya.
Mendengar perkataan Mgr. Pioppo itu, Romo Inno pun tidak memungkiri, bahwa ada ungkapan emosional atas penunjukkan ini. Namun, ia mencoba menahan diri dan menerima pengangkatan ini dengan kedewasaan seornag imam.
Begitulah, tidak seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya, Mgr. Inno dipilih menjadi Uskup Amboina tanpa perlu datang ke Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia di Jakarta. Hal ini berbeda dibanding kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Karena di masa pandemic Covid-19, proses penunjukkan ini dilakukan hanya melalui media komunikasi.

Setelah Paskah
Tidak butuh waktu lama, pengumuman terpilihnya Mgr, Inno menjadi Uskup Amboina dilakukan seminggu setelah pertemuan itu. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Mgr. Mandagi sendiri. Mgr. Mandagi mengumkan Uskup Ambon yang baru di akhir Misa Hari Raya St Maria Imakulata di Gereja St Maria Bintang Laut Ambon, Maluku.
Sebelumnya, Mgr. Inno adalah Sekretaris Keuskupan Amboina. Mgr. Inno sebelumnya juga menjadi Vikaris Yudisial Keuskupan Amboina. Mgr. Inno juga merupakan dosen di STPAK St. Yohanes Penginjil Amboina. Sebelumnya, ia adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Ia kemudian melanjutkan spesialsiasi di bidang Hukum Gereja di Saint Thomas University Manila Filipina.
Rencananya, Tahbisan Uskup Mgr Inno akan diadakan di Katedral St Fransiskus Xaverius Ambon pada 23 April 2022. Mgr. Mandagi menunjuk beberapa imam sebagai panitia tahbisan ini. Di mana Panitia Tahbisan adalah Vikaris Jenderal Pastor Ignasius Samson Sudirman Refo. Wakil Panitia Tahbisan adalah Romo Orat Mangun, sedangkan Sekretaris Panitia Tahbisan Uskup Amboina adalah Pastor Agus Arbol. (Antonius E. Sugiyanto)