Minister Provinsi Ordo Fratrum Minorum (Ordo Saudara-Saudara Dina, OFM) Indonesia Pastor Adrianus Sunarko OFM mengajak frater-frater OFM yang mengikrarkan kaul pertama untuk melakukan tiga cara yang merupakan aktualisasi cara hidup bakti yang dicanangkan Paus Fransiskus di akhir 2014 dan yang merupakan langkah untuk membangun dunia yang lebih baik.
Ketiga cara hidup itu adalah bersukacita, berani dan terus membangun persaudaraan. “Bila ketiga hal ini kalian wujudkan, maka kalian telah melakukan anjuran Santo Bonaventura yang selalu mengandalkan salib,” kata Pastor Sunarko OFM dalam homili Perayaan Ekaristi Penerimaan Kaul Pertama dari 14 frater yang memilih bergabung bersama Persaudaraan OFM.
Perayaan Ekaristi yang berlangsung di Kapel Novisiat Transitus, Depok, Jawa Barat, 15 Juli 2015, itu dipimpin oleh pastor provinsial itu didampingi Pembina Novis Pastor Daniel Klau Nahak OFM, Ketua Bidang Pendidikan OFM Pastor Frumen Gions OFM, dan dua diakon. Sekitar 300 umat paroki setempat, dan keluarga frater-frater itu menghadiri Misa bertema “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”
Bagi seorang religius, lanjut Pastor Sunarko, bersukacita merupakan promosi cara hidup efektif sehingga dunia terasa aman dan damai, dan berani berarti ke mana pun ditugaskan, ke daerah terpencil sekalipun, seorang Fransiskan berani menerima dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh. “Jika dua hal itu dilakukan, maka ia bisa membangun persaudaraan dengan siapa pun untuk mewujudkan dunia yang lebih damai dan sejahtera,” kata imam itu.
Bertepatan dengan peringatan Teolog Besar Santo Bonaventura (15 Juli), Pastor Sunarko mengatakan bahwa sukacita, keberanian dan menjalin persaudaraan semua bersumber pada salib. “Dalam hidupnya, Santo Bonaventura senantiasa mengandalkan salib,” kata imam itu seraya mengajak para Fransiskan muda untuk meneladani cara hidup Santo Bonaventura dengan mengandalkan salib.
Pastor Daniel Klau Nahak OFM menjelaskan bahwa selama setahun, 2014-2015, para frater itu melewati pembinaan dengan mengenakan jubah Fransiskan berwarna coklat “yang melambangkan pertobatan.” Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain seperti membersihkan halaman, mencuci, dan memasak “sebagai proses menghayati spiritualitas hidup Santo Fransiskus Asisi sebagai pelindung.”
Dalam sambutannya, perwakilan orangtua dari 14 frater yang mengikrarkan kaul pertama itu, Petrus Taolin, mengharapkan agar peristiwa hari itu menjadi peristiwa berahmat bagi anak-anak mereka sehingga dapat menjalani panggilan sebagai Fransiskan yang taat.
Petrus juga mengajak seluruh umat yang hadir agar selalu memberikan dukungan dengan cara mendoakan sehingga para Fransiskan muda itu “bisa mendalami hidup Fransiskan dengan sebaik-baiknya dan mencapai tujuan panggilan untuk melayani semua orang dengan cara hidup yang mereka hayati. (Konradus R Mangu)