Senin, April 21, 2025
31.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Jumat, 4 April 2025, Hari Biasa Pekan Prapaskah IV (Ungu)

Bacaan Pertama – Kebijaksanaan 2:1a.12-22

“Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya.”

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, karena angan-angannya tidaktepat “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita.

Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan.

Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya.

Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.

Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.

Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”

Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 34:17-18.19-20.21.23

Ref. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.

  • Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
  • Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
  • Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil Matius 4:4

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil – Yohanes 7:1-2.10.25-30

“Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.”

Yesus berjalan keliling Galilea, Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.

Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya.

Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya.”

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.

Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Santo Isodorus dari Sevilla, Uskup dan Pujangga Gereja

Isodorus lahir di Cartagena, Spanyol pada tahun 560. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang tergolong dalam bilangan pujangga gereja karena perjuangannya demi kemajuan gereja, kebudayaan dan pendidikan di Spanyol. Ia dididik di Sevilla oleh Leander, kakaknya sendiri, yang pada waktu itu menjabat sebagai Uskup Sevilla.

Selagi duduk di bangku sekolah, ia tidak mencapai kemajuan berarti dalam berbagai ilmu yang diperolehnya. Walaupun ia belajar dengan penuh semangat, namun hasil yang diperolehnya tidaklah memuaskan. Hal ini menimbulkan kekecewaan besar; ia pun menyerah, putus asa, dan tidak mau lagi berjuang. Lalu ia memutuskan untuk pulang saja ke kampung halamannya.

Dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, ia mendapat suatu pengalaman menarik di sebuah sumber air. Di sumber air itu, ia melihat suatu batu besar yang berlubang karena titik-titik air yang menimpanya. “Mengapa batu yang demikian keras dapat ditembusi oleh titik-titik air yang lemah dan tak berdaya itu?” tanyanya dalam hati. Pengalaman ini menumbuhkan suatu kesadaran baru dalam hati. Lalu ia memutuskan kembali kepada kakaknya Leander untuk melanjutkan studinya.

Isodorus mendapat pendidikan yang keras di bawah bimbingan kakaknya Leander. Pengalaman di sumber air itu memberinya semangat baru untuk terus tekun belajar dan pantang mundur. Akhirnya ia memetik hasil gemilang. Ia menjadi seorang yang pintar dan bijaksana. Sepeninggal kakaknya Leander, ia ditabhiskan menggantikan Leander pada tanggal 13 Maret 619.

Pekerjaan dan rencana-rencananya untuk memajukan keuskupan Sevilla, terutama mempertobatkan suku Goth Barat yang sesat, diteruskan dan diselesaikan. Ia pun tegas terhadap semua ajaran sesat yang berkembang di dalam keuskupannya dengan membuat peraturan-peraturan baru.

Selama masa kepemimpinannya sebagai Uskup Sevilla, Isodorus memimpin Konsili Sevilla kedua pada tahun 916 dan Konsili Toledo keempat pada tahun 633. Pada Konsili ini, ia memperjuangkan agar setiap keuskupan di Spanyol didirikan sebuah seminari atau Sekolah Katedral. Selain itu ia berjuang meningkatkan studi kedokteran, hukum, seni, bahasa Yunani dan Hibrani. Selama 36 tahun ia berkarya mengabdikan dirinya demi kemajuan keuskupan Sevilla.

Ia membangun gereja-gereja, biara-biara, terutama menulis buku-buku ilmiah yang diberi judul “Etymologiae” atau “Orginis”, buku biografi, sejarah dunia mulai dari penciptaan, karya-karya teologi, aturan-aturan biara dan sejarah suku Vandal, Goth, dan Suevi. Selain itu, ia menyelesaikan sebuah karya tulis dari Leander kakaknya, yakni Misale Mozarabik yang ditujukan untuk mempertobatkan suku bangsa Goth. Buku-buku yang ditulisnya dipakai di seluruh Eropa selama berabad-abad.

Meskipun dia sibuk dengan berbagai tugas, ia selalu menyempatkan diri untuk berdoa, berpuasa dan merenungkan Kitab Suci. Semuanya ini menjadikan dia sebagai seorang uskup yang saleh, bijaksana dan rendah hati. Seluruh umat sangat senang dengan dia karena kasih sayangnya kepada mereka. Ia meninggal dunia pada tahun 636. Kemudian pada tahun 1598 digelari kudus dan tahun 1722 digelari sebagai pujangga gereja.

Santo Benediktus Moor, Biarawan

Benediktus Moor lahir di sebuah desa kecil dekat Messina, Sisilia, pada tahun 1526. ia adalah orang negro pertama yang digelari Kudus oleh Gereja. Ia disebut juga “Benediktus Hitam”, karena warna kulitnya yang hitam pekat. Orang tuanya adalah budak belian asal Etiopia yang bekerja pada seorang orang kaya di Sisilia. Karena kesalehan hidup mereka, sang majikan memberikan status merdeka pada Benediktus.

Oleh orang tuanya yang saleh itu, Benediktus mendapat pendidikan yang baik terutama dalam hal-hal yang menyangkut penghayatan iman Kristen. Ia berkembang menjadi orang Kristen yang saleh. Seorang imam Fransiskus yang menyaksikan cara hidup Benediktus segera mengajaknya untuk masuk ordo Fransiskan. Benediktus menyambut baik ajakan ini.

Ia menjadi seorang Bruder dan bekerja sebagai juru masak di biara Santa Maria di Palermo. Kesalehan hidupnya membawanya ke jenjang pimpinan biara, kendatipun ia tidak tahu menulis dan membaca. Dalam kepemimpinannya, ia berhasil menciptakan suati suasana baru dalam biaranya.

Banyak orang yang datang meminta nasehat dan bimbingan rohani padanya. Ia dianugerahi kemampuan untuk menerangkan masalah-masalah doktrinal dan rohani. Ia meninggal pada tahun 1589.

Santo Platon, Pengaku Iman

Platon lahir pada tahun 735. Ia menjadi Abbas di sebuah biara di gunung Olympus, Yunani dan berhasil memperbaharui semangat hidup rohani dalam biara itu. Pada usia senjanya, ia meletakkan jabatannya dan menjadi seorang pertapa dengan cara hidup yang sangat keras. Ia diasingkan karena melancarkan perlawan terhadap kaisar yang terus-menerus melakukan kawin-cerai.

***

Rancangan Orang Fasik

Mengapa mereka mau membunuh Yesus yang tidak melakukan kesalahan itu?. Bacaan pertama memberi jawaban atas pertanyaan ini. Dikatakan dalam bacaan pertama tentang rancangan orang fasik: “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita dia menjadi gangguan dan menentang pekerjaan kita.”

Orang-orang Yahudi yang ingin membunuh Yesus bukanlah orang fasik tetapi orang-orang yang gagal melihat pekerjaan baik Yesus sebagai pekerjaan Allah sendiri. Sungguh ironis bahwa Yesus yang mengajarkan keutamaan dan melakukan pekerjaan baik itu justru menjadi batu sandungan bagi mereka.

Rupanya ketaatan yang buta terhadap hukum dan ajaran agama membuat mata hati mereka tertutup bagi karya Allah lainnya.

Allah dapat bersabda lewat macam-macam orang dan macam-macam peristiwa, bahkan tidak harus dia seorang nabi atau melalui peristiwa-peristiwa besar. Demikian juga karya Allah dapat terwujud dalam segala macam cara.

Kita sendiri tahu bahwa penghayatan iman yang sempit akan menghasilkan bencana yang tidak seharusnya terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Betapa banyak orang tak berdosa harus mati oleh karena sempitnya penghayatan iman ini?.

Banyak contoh bagaimana orang dapat dengan tega menyengsarakan dan membunuh orang lain yang tanpa dosa atas nama agama. Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika agama dijadikan alasan untuk saling menghancurkan antar sesama.

Maka pengenalan akan Tuhan pun bukan sesuatu yang kita peroleh karena kata orang, atau melalui pelajaran-pelajaran agama yang kita peroleh semasa di bangku sekolah melainkan berasal dari pengalaman yang kita alami sendiri dan melalui rahmat-Nya yang cuma-cuma untuk kita.

Kita tentunya akan lebih terbuka terhadap orang yang dekat dengan kita (atau sahabat kita) ketimbang dengan mereka yang baru kita kenal. Demikian juga hendaknya hubungan kita dengan Allah.

Kita hanya bisa lebih terbuka terhadap Allah dan segala rencana-Nya terhadap kita jika kita mengenal Allah lebih dekat. Dalam diri Yesus, kita mengenal Allah yang begitu penuh kasih.

Sebagai manusia yang lemah dan takberdaya, kita hanya bisa menjadi kuat jika kita selalu didampingi oleh Allah. Maka baiklah kita untuk senantiasa membangun relasi yang dekat dengan Allah Bapa yang penuh kasih.

Doa Penutup

Allah Bapa pencipta dan penyelamat, Engkau telah menyediakan bantuan bagi kami yang lemah ini. Semoga bantuan-Mu itu kami terima dengan gembira dan kami manfaatkan dengan hidup yang baik. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini