PARIS, Pena Katolik – Patung Perawan dari Paris dikembalikan ke tempatnya di salah satu tiang utama Katedral Notre Dame Paris, Perancis, 15 November 2024. Kisah tentang patung ini, telah terbentang sejak lima abad yang lalu. Patung ini selamat dari kebakaran yang melanda katedral itu tahun 2019.
Namun, ada banyak kisah seputar Perawan dari Paris, mulai dari pemindahannya ke Katedral, hingga sebuah cerita pertobatan terkenal yang melibatkan Paul Claudel (1868 – 1955), salah seorang penyair besar Prancis.
Pertobatan Claudel
Di dekat tempat patung itu berdiri sebelum kebakaran, terdapat sebuah plakat yang memperingati pertobatan penyair, penulis naskah, dan diplomat Prancis terkemuka Claudel yang berbunyi: “Ici se convertit Paul Claudel”, ‘di sini dipertobatkan Paul Claudel’. Sementara di lantai, terdapat sebuah plakat yang bertuliskan:
“Masa muda Paul Claudel dihabiskan di antara para intelektual yang berpikiran bebas, dan ia menjadi sinis terhadap iman Katolik. Pertobatannya terjadi dengan cara yang dramatis ini, seperti yang diceritakan dalam biografinya karya Louis Chaigne, Paul Claudel: The Man and the Mystic.”
Pada Hari Natal tahun 1886 ketika ia berusia delapan belas tahun, Claudel menghadiri Misa Agung di katedral. Ia pergi dan kemudian kembali lagi untuk mengikuti kebaktian malam.
“Saat itu adalah hari musim dingin yang paling suram dan sore yang paling gelap dan hujan di atas Paris,” tulisnya.
Claudel mendengarkan mazmur dan Magnificat. Ia mengenang bahwa ia ‘berdiri di dekat pilar kedua di pintu masuk altar, di sebelah kanan, di sisi sakristi. Kemudian terjadilah peristiwa yang mewarnai seluruh hidupnya. Di sinilah terletak Perawan dari Paris.
Penghormatan Kepada Maria
Perawan Maria dihormati setidaknya melalui 37 kali cara di Notre-Dame de Paris. Penghormatan itu dilakukan dalam bentuk patung, lukisan, dan jendela mawar yang spektakuler. Patung yang disebut Perawan dari Paris mungkin merupakan representasi Bunda Maria yang paling terkenal, dari semua karya rohani di Katedral Notre Dame.
Perawan dari Paris dipahat pada pertengahan abad ke-14 dan awalnya dibuat untuk sebuah kapel di biara di dekat Ile de la Cité. Pada tahun 1818, patung tersebut dipindahkan ke katedral di dermaga portal Sang Perawan. Patung itu dipindahkan untuk menggantikan patung abad ke-13 yang telah dihancurkan pada tahun 1793 selama Revolusi Prancis.
Pada tahun 1855, selama renovasi Viollet-le-Duc, patung Sang Perawan dari Paris dipindahkan lagi. Le-Duc memahat dan memasang patung lain di tempat di mana Sang Perawan dari Paris sebelumnya diletakkan.
Sejak itu, Perawan dari Paris dipasang di lokasinya saat ini, di pilar tenggara katedral. Patung itu tetap berada di sana saat kebakaran pada tanggal 15 April 2019.
Maria dan Yesus Mini?
Patung ini adalah contoh gaya istana dalam seni pahat Gotik Akhir. Patung ini dibuat untuk menghormati Perawan Maria yang Terberkati. Dalam patung ini, Perawan Maria ditampilkan berdiri dan menggendong Putranya, Kanak-Kanak Yesus.
Patung ini dibuat naturalistik, dengan fitur wajah yang dapat dikenali. Yesus tidak terlihat seperti bayi, tetapi “orang dewasa mini”. Seniman yang membuatnya mencoba menambahkan aksen “tingkah laku bayi” dengan membuat bermain dengan kerudung ibunya dan memegang bola.
Maria dalam patung ini digambarkan mengenakan gaun kerajaan dan mahkota, menggambarkannya sebagai Ratu Surga. Bola dunia yang dipegang Putranya juga menyinggung tentang kebangsawanan dan kesucian mereka. Bola ini sebagai referensi kepada Kristus sebagai Salvatore Mundi ‘Juru Selamat Dunia’. Bola dunia melambangkan Bumi, dan bagaimana Kristus adalah Raja seluruh dunia.
Salah satu karakteristik utama patung Gotik adalah keanggunan. Perubahan lain terjadi pada seni pahat, seperti berkurangnya keterikatan pada arsitektur latar belakang, kontras antara terang dan gelap, dan lengkungan ‘S’ Praxitlian.
Gaya Gotik menjauh dari gaya Romanesque melalui penyederhanaan. Namun, perubahan terbesar terjadi pada pemisahan patung dari arsitektur. Alih-alih membuat figur yang menempel pada dinding atau kolom, patung dipahat terpisah dari penyangganya. Kontras antara bayangan dan cahaya juga tampak dalam karya tersebut, yang dibuktikan oleh lekukan dalam pada kain pakaian.
Kembalinya Patung St. Perawan dari Paris ke katedral Notre Dame pada Jumat malam, 15 November 2024 sebagai tanda ketahanan dan ketangguhan di tengah kehancuran. (AES)