Paus Fransiskus mengatakan bahwa kunjungan singkat namun intens ke kota Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegovina, yang dilakukan 6 Juni 2015, sebagai “ziarah perdamaian dan rekonsiliasi,” dan Paus kembali berterima kasih kepada pejabat sipil dan dan keagamaan kota itu, serta kembali mendorong masyarakat dari setiap kelompok etnis dan tradisi agama serta kepercayaan di negara itu untuk melanjutkan langkah rekonsiliasi.
Bapa Suci berbicara kepada para peziarah dan wisatawan yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di bawah jendela apartemen-apartemen kepausan di Istana Apostolik, tak lama setelah doa Angelus di hari Minggu, tanggal 7 Juni 2015.
“Saya kembali berterima kasih kepada para pejabat dan semua warga untuk sambutan hangat,” kata Paus Fransiskus. “Secara khusus,” lanjut Paus, “Saya berterima kasih kepada umat Katolik terkasih. Kepada mereka saya ingin untuk membawa kasih dari Gereja universal.”
Selanjutnya Paus mengatakan, “Saya menghargai komitmen untuk kerjasama dan solidaritas antara umat dari agama-agama berbeda, seraya mendesak semua orang untuk melanjutkan karya rekonstruksi spiritual dan moral dalam masyarakat: mereka bekerja sama sebagai saudara dan saudari yang sejati.”
“Semoga Tuhan memberkati Sarajevo dan Bosnia and Herzegovina,” Paus memohon.
Ketika berada di Sarajevo, tanggal 6 Juni 2015, Paus mendesak kaum muda dari Bosnia-Herzegovina untuk menjadi protagonis dalam membangun masyarakat yang lebih adil, bermartabat dan damai di negara mereka.
Paus juga mendengarkan beberapa kaum muda Katolik dan Ortodoks yang menggambarkan kesulitan mereka untuk menentang prasangka dan meningkatkan budaya dialog dan hormat di negara yang terbagi secara etnis itu.
Seperti yang dilakukan sebelumnya dengan para imam dan kaum religius di Katedral Sarajevo, Paus menyisihkan teks yang disiapkan dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kaum muda tentang cara yang harus mereka lakukan dalam mengupayakan dan menjalankan iman mereka dalam masyarakat yang kontemporer.
Paus mendesak mereka, sebagai generasi pertama pasca-perang di Bosnia Herzegovina, untuk bertindak dengan kejujuran dan integritas, seraya membangun jembatan di antara masyarakat dan membantu meningkatkan budaya perdamaian.
Dalam pertemuan dengan para imam dan kaum religius di Sarajevo, Paus mendengarkan kesaksian dua imam dan seorang suster, kemudian dengan mengesampingkan teks yang disiapkan dengan menegaskan bahwa iman yang benar dapat memindahkan gunung.
Menyinggung Bosnia dan Herzegovina yang sedang berjuang untuk pulih dari perang tiga tahun yang menghancurkan di tahu n 1990-an, Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia memikirkan tentang “penderitaan dan cobaan baik di masa lalu dan dan sekarang” dalam umat Kristen di sana.
“Meskipun kalian mengalami situasi ini,” kata Paus, “Kalian tidak berhenti; kalian menanggung, dan bekerja keras menghadapi tantangan-tantangan pribadi, sosial dan pastoral dengan semangat pelayanan yang tak kenal lelah.” (paul c pati berdasarkan Radio Vatikan)