JAKARTA, Pena Katolik – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya bekerja sama dengan PP 25 (Panitia Peringatan 25 Tahun Wafatnya Romo Mangun) mengadakan serangkaian acara untuk memperingati 25 tahun wafatnya Romo JB Mangunwijaya Pr.
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Yuda Turana menyampaikan bahwa inspirasi Romo Mangun bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga semangat dan inspirasi untuk menghadapi tantangan masa depan bangsa.
“Generasi muda perlu meneladani sosok Romo Mangun agar menjadi generasi emas. Bukan hanya dari segi kecerdasan intelektual, tetapi juga dari sisi karakter yang luhur,” ujarnya di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Prof. Yuda menuturkan bahwa Indonesia tidak akan mencapai menjadi Indonesia Emas tanpa sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik dari segi kognitif maupun karakter.
“Banyak kasus korupsi melibatkan orang-orang yang cerdas secara kognitif, namun memiliki karakter yang buruk,” tuturnya.
Unika Atma Jaya, lanjut Prof. Yuda, dengan Romo Mangun memiliki keterkaitan yang sangat relevan. Prof. Yuda mengatakan sosok Romo Mangun merupakan bentuk nyata Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli (KUPP) yang hidup.
“Kristiani, Romo Mangun merupakan seorang imam dari umat, Unggul dan Profesional sebagai arsitek dan sastrawan yang karyanya diakui dan mendapatkan penghargaan secara internasional,” katanya.
Kemudian tentang Kepedulian, rasa perhatian Romo Mangun terhadap orang-orang terpinggirkan. “Hal ini merupakan wujud satu paket komplit KUPP yang terasa begitu nyata,” ucapnya.
Acara yang selaras dengan momentum peringatan Sumpah Pemuda kali ini dapat menjadi pembangkit semangat untuk meneladani ketokohan Romo Mangun yang sangat relevan dengan salah satu visi strategis Unika Atma Jaya yaitu mengembangkan nation building excellence.
Kemudian, acara ditutup dengan peluncuran empat buku yang mengulas dan menghidupkan kembali kisah, pemikiran, dan perjuangan Romo Mangun dalam membela mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Buku pertama berjudul Suara Bagi yang Terpinggirkan, buku kedua berjudul Romo Mangun Guru Bangsa, Guru Kemanusiaan, dan Guru Iman, buku ketiga berjudul Yuk, Belajar Ujaran dan Teladan Romo Mangun, dan buku terakhir berjudul Hikmat dan Pengetahuan, Interaksi Gereja dan Sains di Era Modern.
Romo Mangun merupakan sosok yang memberikan dampak besar bagi Gereja dan Bangsa Indonesia melalui peran nya di dunia sosial, pendidikan, dan arsitek. Kecintaan Romo Mangun dalam dunia sastra tercermin dari warisan-warisan yang beliau tinggalkan kepada generasi muda saat ini melalui berbagai karya tulis mengenai gerakan sosial dan pendidikan.