Bali, Pena Katolik | Bali, dengan keindahan alamnya dan budaya yang kaya, menjadikannya surga bagi setiap jiwa yang merindukan kedamaian dan kehangatan tanah kelahirannya, bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga sumber inspirasi dan kekuatan.
Kembali ke tanah ini dengan tujuan baru adalah hal yang sangat dinanti setelah melewati sekilas proses hidup ini. Diawali dengan hadir ke kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kanwil Bali sebagai mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu karena akan menjalani hari selama 6 bulan dan mendapat keluarga baru di tempat ini.
Senin pagi yang cerah dengan sedikit suasana macet kota Denpasar menemani perjalanan saya ke kantor Kementerian Hukum dan HAM. Magang di Kementerian Hukum dan HAM adalah kesempatan besar bagi saya untuk memulai langkah kecil dalam mewujudkan mimpi. Hal yang menggembirakan karena saya diterima dengan baik di Kanwil Bali. Suasana kantor terasa akrab, seakan-akan setiap sudut bangunan itu mengingatkannya pada rumah dan keluarga saya. Bertemu rekan kerja yang berasal dari berbagai latar belakang agama dan budaya terasa sangat damai karena keberagaman ini justru menjadi kekuatan dan warna tersendiri.
Setiap pagi sebelum berangkat kerja, selalu saya sempatkan diri ini untuk berdoa, meminta petunjuk dan kekuatan untuk menghadapi tantangan yang mungkin akan dihadapi. “Tuhan, bimbinglah aku dalam langkahku hari ini, agar setiap yang kulakukan membawa kebaikan bagi sesama,” ucapn dalam hati sebelum mengenakan seragam.
Di hari pertama ini, saya diberikan kesempatan untuk belajar mengenai bagaimana proses untuk memilih warga negara bagi anak berkewarganegaraan ganda. Seiring berjalannya waktu, saya mendapat kepercayaan untuk melaksanakan tugas lainnya yakni sering dilibatkan dalam sidang kewarganegaraan, mempersiapkan berkas bagi pemohon untuk dibawa ke Dirjen AHU pusat Jakarta untuk diteruskan ke BIN, dan masih banyak lagi. Meskipun seorang anak magang pada saat itu, rekan-rekan di kantor sudah menaruh kepercayaan lebih kepada saya sehingga saya ditugaskan untuk membantu mengawasi anak-anak magang lainnya.
Hari-hari magang di Kementerian Hukum dan HAM semakin membentuk karakter saya yang berdedikasi dalam pekerjaan. Tentunya dalam menjalani proses ini tidak jauh dari rasa letih, saya selalu mengingat pesan dari Injil Matius: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” Ayat itu memberikan ketenangan dan kekuatan baginya untuk terus melangkah maju.
Waktu berlalu, sampai di hari magang hampir selesai. Banyak Pelajaran yang dapat saya ambil dari memahami karakter pemohon dari berbagai negara, bagaimana menyelesaikan masalah mereka, dan masih banyak lagi. Hingga tibalah di hari ujian hasil magang di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kanwil Bali melalui virtual. Sangat bersyukur dapat banyak support dari rekan-rekan kerja dan pimpinan dalam melaksanakan ujian ini hingga berjalan lancar dan nilai yang memuaskan.
Saat di hari terakhir magang ini dengan hati yang penuh syukur, saya berdoa, berterima kasih atas segala pengalaman dan pembelajaran yang dia dapatkan. “Ini baru awal,” isi kata hati saya, “Saya akan terus berjuang, menegakkan kebenaran dengan cinta kasih.”
Di tanah kelahiran ini, di Bali, saya menemukan panggilan. Tidak hanya sebagai seseorang yang mengejar karir di bidang hukum, tetapi juga sebagai pembawa terang kasih dan pelayan bagi sesama. Diiringi doa dan keyakinan akan kasih Tuhan, saya siap untuk melangkah lebih jauh, membawa kebaikan bagi sesama dan membangun masa depan yang harmonis. [Dominicus Ervan Ricko Pramudita]