Ribuan umat Katolik Keuskupan Agung Kupang (KAK) dan warga non-Katolik Kota Kupang mengantar jenazah Pastor Agustinus Reymond Parera Pr ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman Imam Projo Keuskupan Agung Kupang di Kompleks Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui, 24 Mei 2015.
Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTT, I Bagus Putra Kusuma, bahkan melukiskan pengantar jenazah yang dialami Almarhum Pastor Paroki Sancta Familia Sikumana Kupang itu sebagai pengantar terbanyak untuk jenazah yang pernah terjadi di Kota Kupang.
Tumpah ruah masyarakat dalam perarakan jenazah imam kelahiran Ende, Flores, 28 Mei 1966 itu ternyata beralasan. Imam itu adalah Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTT.
Namun lebih daripada itu, Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang menggambarkan dalam homili Misa Requiem bahwa mantan Ketua Komisi Kepemudaan KAK itu perlu diteladani, karena dia rendah hati, bersahaja, pekerja keras, bertanggung jawab, tidak pernah mengeluh, dan tegas.
“Imam Agus telah diutus untuk membangun Gereja dalam konteks luas sebagai bukti bakti dirinya. Karena itu tugas kita adalah terus mewartakan karya keselamatan di dunia ini, melanjutkan karya yang ditinggalkan oleh imam Agus Parera,” kata Mgr Turang.
Menurut Uskup Turang, Pastor Agus memiliki satu sikap yang menjadi pelajaran bagi umat yakni sosok pendiam seperti menyimpan banyak misteri tetapi bukan acuh tak acuh. “Ia diam untuk peduli dalam segala hal. Inilah buah-buah Roh Kudus yang harus diteladani sehingga kerajaan Sorga akan lapang bagi umat sekalian,” ujar Uskup Turang.
Misa Requiem itu dipimpin oleh Mgr Turang dan dihadiri 68 imam, biarawan-biarawati, tokoh-tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB, Kakanwil Kemenag NTT Sarman Marselinus, dan Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man.
Pastor Agus Parera berkarya di Paroki Sancta Familia Sikumana selama persis lima tahun. Di tangan beliau pembangunan gedung gereja paroki itu diselesaikan dan diberkati oleh Presiden Dewan Kepausan untuk Kerasulan Awam Kardinal Stanizlaw Rylko. Gubernur NTT Frans Lebu Raya bahkan menyebut gereja itu sebagai yang termegah di NTT saat ini. Gedung gereja Stasi Fransiskus dari Asisi Kolhua juga berhasil diselesaikan dan akhirnya dimekarkan menjadi paroki sendiri menjelang akhir tahun lalu.
Kurang lebih enam tahun Pastor Agus Parera Pr menjabat sebagai Ketua FKUB NTT. Meskipun usianya lebih muda dari pejabat lainnya di FKUB, I Bagus Putra Kusuma yang akrab dipanggil Putu mengatakan bahwa Pastor Agus Parera memiliki sifat kebapakan yang sangat tinggi.
Dalam sebuah kesempatan, Pastor Agus bertanya, “Apa yang kita cari di dunia ini, Pak Putu?” Pertanyaan itu dijawab sendiri oleh imam itu, “Ya, cari damai sejahtera dan bagaimana kita membangun sorga di dunia ini dengan menciptakan suasana yang rukun dalam hidup.” (Thomas A Sogen)