JAKARTA, Pena Katolik – Selalu ada kisah keberuntunga yang datang tanpa skenario. Dan itu terkait dengan kehadiran Paus Fransiskus di Jakarta pekan lalu.
Kisah ini sebuah doa yang dijawab Tuhan. Louis Emilio Agriveta Dosiwoda, bocah berusia jelang 9 tahun putra pasangan Yoseph Billie Dosiwoda dan Cicilia Asri Christiyani, umat Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap, yang menerima anugerah itu.
Yoseph Billie, ayah Emilio, mengungkapkan bahwa ketika mengetahui Bapa Paus Fransiskus akan datang ke Indonesia, Emilio selalu menyampaikan dalam celetukannya ingin bertemu Bapa Paus.
Sampai kedua orang tuanya menginfokan akan ke ikut Misa ke Gelora Bung Karno (GBK), anak kecil seumur dia tidak bisa ikut, dia terus meminta ingin bertemu Bapa Paus.
“Berbekal info jadwal kepulangan Bapa Paus dari Rm Adi Prasojo, Pr Sekjen KAJ dan izin tidak sekolah, Jumat (6/9/2024) pagi Emilio bangun pukul 05.15 lalu berangkat pukul. 05.50 dan pukul 07.05 kami tiba di gerbang Kedutaan Vatican (Nunciatura) dan sudah banyak kerumunan orang menunggu sepanjang trotoar,” ujar Yoseph Billie.
Lalu bagaimana Emilio, akhirnya bertemu Paus Fransiskus? Billie menceritakan bahwa saat dia dan anaknya berdua berdiri di depan pagar Nunciatura, ada Suster –yang kemudian diketahui bernama Sr Irene OP– dari dalam mendekati pagar, dan menyapa. Tanpa pikir panjang, Billie langsung “gercep”.
“Suster apakah kami boleh masuk?”, ujar Billie kepada Sr Irene. Setelah berpikir sejenak ia menjawab. “Anaknya saja yang masuk, Bapak tunggu di luar.”
Billie mengaku kaget saat itu, namun tanpa pikir panjang mengiyakan dan bilang ke Emilio: “Nak masuk pintar, berani kamu sendiri masuk ditemani Suster,” kata Billie kepada Emilio.
Emilio pun masuk sambil memegang patung Paus Fransiskus dibawa dari rumah, mengikuti prosedur pemeriksaan Paspampres berjalan didampingi Suster dan Swiss Guard.
Billie merasa haru bercampur merinding melihat keajaiban tersebut. Setelah sekitar 25 menit, Billie melihat Emilio keluar dan menceritakan pengalamannya di dalam Nunciatura.
“Diawali salim cium tangan Bapa Suci., tangannya dipegang dan diberi permen, didoakan dan dikasih permen kedua juga suvenir Medali setelah itu dicium keningnya diucapkan berkat bahasa latin. Sorot bahagia terpancar dari kedua bola matanya, karena sedari kecil setiap kali berdoa jelang tidur, setelah berdoa kepada Santo-Santa Pelindung kemudian menutup doa dengan mengucap: ‘Bapa Paus Fransiskus doakanlah kami.’ Emilio terwujud bertemu!,” papar Billie bahagia.
Satu-satu anak tanpa undangan pula
Billie mengaku takjub dengan apa yang dialami Emilio. Sebab menurut Sr Irene, jelas Billie, Emilio satu-satunya anak atau orang yang bisa masuk tanpa daftar undangan dan sama sekali tidak dikenal.
Sr Irene, lanjut Billie, mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus interest dan cukup lama dengan Emilio karena Nuncio Mgr Piero Pioppo (Dubes Vatikan) bilang ke Paus bahwa Emilio adalah anak yang diambil dari luar (bukan list undangan).
Atas anugerah luar biasa yang dialami Emilio, Billie mengucapkan terima kasihnya. “Terima kasih Tuhan lewat kebaikan hati pertolongan Sr Irene dan info Rm Sekjen KAJ, Emilio dapat kesempatan bertemu Bapa Paus, dan diberi video kenangan sebagai pengingat momen spesial nan berharga tertanam di hati sanubari nya semakin meneguhkan Iman Katoliknya,” kata Billie.
Cium foto Paus 2018, Dicium Paus 2024
Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua kejadian adalah rencana Tuhan. Ini yang dialami Emilio. Pertemuan dengan Paus Fransiskus ternyata adalah tanggapan cinta Emilio kepada Bapa Suci 6 tahun lalu.
Billie mengungkapkan bahwa dia dan Sisil, istrinya sebenarnya lupa atau sama sekali tidak ingat mempunyai video 6 tahun lalu yang berisi Emilio cium foto Paus di Apostolic Papal Blessing dari Rm. Serafim yang pas dengan momen saat Emilio masuk Nunciatura ketemu Bapa Paus.
“Jadi Senin dini hari kemarin di kamar saya tiba-tiba kangen mendiang Babo Moses (Babo sebutan Kakek dalam bahasa Ende Lio), karena saya penasaran ekpresi, ungkapan dan kegembiraan Babo Moses seperti apa kalau masih hidup cucunya bisa ketemu Bapa Paus Fransiskus. Saya rencana mau buat status Instagram seperti biasa dengan foto Emilio yang ada atau kenangan bersama Babo Moses,” katanya.
Setelah melakukan scrolling di arsip sejak Emilio lahir 2015 (ada ribuan foto dan video di situ) di arsip google foto. Nah pas cari foto Babo Moses, Billie ketemu foto dan video yang lain-lain, dan tidak sengaja lihat memory foto dan video Emilio masih kecil atau kenangan beberapa tahun lalu.
“Eh tidak sengaja pas putar ternyata Video Emilio cium Bapa Paus tahun 2018, saya keget banget kok bisa pas momennya. Jadi kesimpulannya; percaya atau tidak dan serba kebetulan ini, bisa dikatakan saya menemukan memory video Emilio dicium Bapa Paus karena sebabnya mencari kenangan foto atau video Babo= Moses bersama Emilio. Jadi Babo lah yang membantu saya menemukan kenangan video Emilio tersebut, jadi beberapa hari ini saya merasa melo, haru dan merinding serba kebetulan ini kedatangan Bapa Paus memberikan jawaban Mukjizat Iman. Terima kasih Babo Moses. RIP,” ujar Billie.
Ciuman yang terbalas
Billie kemudian mengirimkan video 6 tahun lalu tersebit ke Sr Irene OP yang bertugas di Nunciatura. Sr Irene kemudian mengirimkan Refleksi Pengalaman Rohani peristiwa Emilio sebagai “Ciuman yang Terbalas”.
Menurut Sr Irene, Video Emilio mencium tepat di wajah Pope Francis sebanyak tiga kali. Ciuman seorang anak kecil menampakkan kepolosan, kemurnian, dan kedalaman cinta terhadap seorang sosok yang mungkin belum sungguh dikenalnya.
Tindakan yang reflek, natural terjadi, tanpa dibuat-buat demi sebuah konten. Ciuman itu mengalir begitu saja. Waktu berlalu, siapa yang menduga kalau ciuman Emilio terbalas oleh Pope Francis. Tahun 2018, 6 tahun lalu Emilio mencium foto wajah Pope Francis, dan Jumat 6 September 2024 Pope Francis mencium kening Emilio di Nunciatura.
Pengalaman itu, tandas Sr Irene, ibarat cermin memantulkan gambar yang sama, peristiwa Emilio mencium Pope Francis di tahun 2018 terpantul di tahun 2024. Tuhan telah memberi tanda dan kadang tanda itu sangat sederhana dan konkret. Tanda yang menjadi kenyataan berkat iman, harapan, dan kasih.
Pengalaman Emilio, menurut Sr Irene, tidak terlepas peran orang tua (Billie dan Cicilia) yang mengarahkan, mendidik, dan mendorong Emilio untuk melakukan yang baik. Dorongan untuk mencium foto adalahq didikan orang tua untuk mencintai orang lain meskipun belum/tidak dikenal.
“Mencintai orang yang belum dikenal mengantar Emilio dibawa oleh orang yang tidak dikenalnya (saya) bertemu dengan Paus Pope Francis,” ujar Sr Irene OP sebagaimana yamg ditirukan Billie. (*)