Jumat, November 22, 2024
27.1 C
Jakarta

Inisiatif Pemberdayaan Petani Jeruk oleh FST San Agustin dan PLN

SAMBAS, Pena Katolik |  31 Juli 2024 – Desa Sejiram kini berdiri di garis depan perubahan, siap untuk menulis babak baru dalam kisah sukses pertanian, di mana setiap butir jeruk tidak hanya mewakili buah dari tanah, tetapi juga buah dari kerja keras dan kerjasama.

Desa Sejiram, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menjadi saksi nyata dari upaya inovatif dalam pemberdayaan petani jeruk.

Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (FST San Agustin) bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Provinsi Kalimantan Barat meluncurkan inisiatif Pemberdayaan Masyarakat Petani Jeruk yang dimulai pada 29-31 Juli 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi dalam hal ini adalah pengabdian masyarakat oleh FST San Agustin dan bertujuan untuk memperkuat kapasitas petani lokal melalui serangkaian program komprehensif.

Tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa universitas tersebut, termasuk Rudy Hartono, M.KOM (perwakilan dekan), Dr. Endang Solichin, M.Si., Sarita Indah Sari, SP., M.P., Egidius Taek, SP., M.Agb., Tri Hadi Sumitra Lada, S.ST., M.Tr.P., Stepanus Marjoni, SP., MP., serta mahasiswa Lili, Indah, dan Lukas, berkolaborasi langsung dengan masyarakat.

Program Unggulan dan Dampak Positif

Menurut Dr. Endang Solichin, M.Si atau yang biasa panggil dengan Dr Endang bahwa program ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari penguatan kelembagaan kelompok tani hingga pengembangan kewirausahaan dan pemasaran.

Dia mengatakan bahwa tim PkM juga memberikan pelatihan praktis dalam budidaya jeruk, mengatasi penyakit tanaman, dan pengembangan produk olahan seperti selai dan sirup jeruk.

Melalui program itu, petani diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil panen mereka tetapi juga menciptakan produk-produk bernilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.

Dr. Endang menyoroti pentingnya program itu dalam konteks tridharma perguruan tinggi.

“Ini adalah bentuk nyata dari pengabdian kami. Kami bekerja sama dengan kelompok tani dan kepala desa Sejiram serta didukung oleh PLN Kalimantan Barat. Kami berfokus pada penguatan kelembagaan, kewirausahaan, dan pemasaran. Selain itu, kami juga memberikan alat sarana produksi dan melatih petani dalam pengembangan produk lanjutan,” ujar Dr. Endang (31/07).

Adapun agenda yang dilakukan dalam pemberdayaan ini adalah penguatan kelembagaan dari kelompok tani.

“Kita memberikan penguatan pada kelembagaan, penguatan pada kewirausahaannya dan penguatan pada pemasarannya,” katanya (31/07).

Dia juga menambahkan bahwa ada juga budidaya jeruk dan mereka telah turun langsung bersama petani untuk meninjau secara keseluruhan.

“Banyak bertanya tentang masalah penyakit yang kemudian ditampung dan diarahkan solusi, dari segi ini ada aspek budidayanya, dan pengembangan dari produk jeruk,” katanya.

Petani Jeruk Sejiram (2024)

Pengembangan Produk Jeruk yang berkelanjutan

Menurut Dr Endang, produk jeruk yang dihasilkan nanti dikembangkan menjadi produk-produk lain, satu diantaranya membuat, mempraktekkan dan melombakan dengan para peserta sebagai produk lanjutan dari jeruk.

Misalnya selai, membuat sirup dan membuat produk kembangan yang sebagainya.

“Itu yang dilakukan dari kami dan kami juga memberikan bantuan berupa alat-alat sarana produksi, alat-alat untuk produk lanjutan dari itu,” tambahnya, (31/07).

Dia berharap agar kedepan, para petani tidak ‘hanya’ tanam jeruk kemudian menjual jeruknya, tetapi bagaimana dia bisa melakukan produk lanjutan sehingga sehingga mempunyai nilai tambah bagi petani.

“Begitu juga dalam hal pemasaran dan kewirausahaan, kita tidak hanya sekedar jadi petani agar nilai dari jeruk itu bertambah dan margin pendapatan bisa diperoleh juga oleh petani,” tutur Dr Endang, (31/07).

Menutup wawancaranya dia menggarisbawahi supaya petani menghindari kemungkinan lebih banyak kerugian, yang mengakibatkan ‘penadah’ mendapatkan untung lebih tinggi dari petani itu sendiri.

“Rantai pasoknya mungkin harus dipertimbangkan agar memiliki konsep efisiensi sehingga nilainya tidak jatuh dari tangan petani,” pungkasnya, (31/07).

Mahasiswa FST San Agustin (2024)

Pelajari ilmu baru

Mahasiswa Agribisnis, Lukas, turut memberikan komentarnya mengenai program ini.

“Sebagai mahasiswa, saya sangat antusias untuk terlibat dalam kegiatan ini. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk menerapkan ilmu yang kami pelajari dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan kerjasama yang solid dari semua pihak, saya yakin program ini akan membawa perubahan signifikan bagi petani jeruk di Desa Sejiram,” kata Lukas, (31/07).

Program Pemberdayaan Masyarakat Petani Jeruk ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada petani tetapi juga menjadi model bagi inisiatif serupa di masa depan.

Lukas juga mengatakan bahwa kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan sektor swasta seperti PLN diharapkan dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan pengembangan produk.

Sebagai mahasiswa Lukas menilai dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Desa Sejiram kini bersiap untuk memasuki era baru pemberdayaan ekonomi, di mana petani jeruk tidak hanya menjadi penghasil utama tetapi juga pelaku aktif dalam inovasi dan pemasaran produk. (Sam).

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini