Selain menyerukan kerendahan hati dan memperingatkan persoalan duniawi, Paus Fransiskus dalam homili Minggu Palma merefleksikan tentang Hari Kaum Muda se-Dunia dan mempercayakan korban penerbangan Germanwings kepada Perawan Maria, demikian laporan wartawan Zenit.org, Deborah Castellano Lubov, dari Kota Vatikan, 29 Maret 2015, seperti diterjemahkan oleh Paul C Pati dari PEN@ Katolik.
Tepat satu minggu sebelum Minggu Paskah, Paus mengingatkan umat bahwa mereka harus mengikuti teladan Allah yang rendah hati. Dalam homili Minggu Palma, Paus mengatakan kepada orang banyak di Lapangan Santo Petrus, bahwa penghinaan sekalipun tidak boleh membuat kita tidak rendah hati.
“Ada cara lain. Tapi, itu bertentangan dengan cara Kristus. Itulah keduniawian, cara dunia,” kata Paus seraya menjelaskan bahwa dunia mengusulkan cara kesombongan, kebanggaan, kesuksesan … ‘cara yang lain.’
Paus asal Argentina itu kembali merujuk si Setan, yang mengusulkan cara duniawi kepada Yesus dalam 40 harinya di gurun dan bagaimana Tuhan segera menolaknya. “Bersama Tuhan,” kata Paus, “kita juga dapat mengatasi godaan ini, tidak hanya di saat-saat penting, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.”
Kerendahan hati adalah jalan Tuhan, jalan semua umat Kristen. “Inilah cara yang terus-menerus mengherankan dan mengganggu kita. Kita tak pernah akan terbiasa dengan Tuhan yang rendah hati!” kata Paus Fransiskus seraya mengingatkan ribuan orang yang berkumpul itu bahwa Allah merendahkan diri sendiri untuk berjalan bersama umat-Nya, “untuk menerima dengan sabar ketidaksetiaan mereka.”
Paus juga menceritakan bagaimana, dalam Kitab Keluaran, orang-orang menggerutu dan mengeluh terhadap Musa yang akhirnya membebaskan mereka dari perbudakan menuju kebebasan.
Hanya jika selama Pekan Suci kita menerima penghinaan Yesus dalam diri sendiri, maka “pekan ini akan menjadi ‘suci’ bagi kita juga!” kata Paus Fransiskus seraya menceritakan bagaimana Yesus tetap menghadapi dan menerima pengkhianatan dan ejekan, bahkan oleh rasul-rasul-Nya. Umat beriman saat ini, tegas Paus Fransiskus, hendaknya mengikuti teladan melayani orang lain yang diajarkan Yesus.
“Dalam hal ini, kita dibantu dan terhibur oleh contoh dari begitu banyak pria dan wanita yang, dalam keheningan dan ketersembunyian, mengorbankan diri setiap hari guna melayani orang lain: kerabat yang sakit, orang lanjut usia yang ditinggal sendirian, orang cacat, orang tunawisma.”
Paus Fransiskus juga meminta kepada orang-orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk memikirkan mereka teraniaya karena iman, “para martir saat ini. Mereka menolak untuk menyangkal Yesus dan mereka menderita penghinaan dan luka dengan martabat.”
Bapa Suci meminta umat beriman untuk “mulai bertekad mengikuti langkah yang sama ini,” seperti yang dilakukan Yesus. “Cinta akan membimbing kita dan memberi kita kekuatan,” kata Bapa Suci mengakhiri homili. “Karena di mana dia berada, di sana juga kita hendaknya berada.”
Di akhir Angelus, Paus mengakui bahwa hari ini adalah Hari Kaum Muda se-Dunia (World Youth Day, WYD), seraya memberi salam khusus kepada orang-orang muda yang berkumpul. “Kaum muda terkasih, saya mendorong kalian untuk melanjutkan perjalanan ke keuskupan-keuskupan kalian dan dalam ziarah kalian di seluruh benua, yang akan membawa kalian semua di tahun depan ke Krakow, tanah kelahiran Santo Yohanes Paulus II, yang pertama kali menggagas Hari Kaum Muda se-Dunia.”
Menurut Paus, Tema WYD 2016 di Polandia ‘Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka beroleh kemurahan,’ sangat cocok dengan Tahun Suci Kemurahan Hati. “Biarkan dirimu dipenuhi dengan kelembutan Bapa, sehingga kalian bisa menyebarkannya di sekitar kalian!” kata Paus dengan sukacita.
Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk berpaling kepada Maria guna menjalani Pekan Suci ini dengan iman yang besar. Setelah merefleksikan peristiwa tragis tanggal 24 Maret 2015, Paus mempercayakan kepada perantaraan Bunda Maria para korban kecelakaan pesawat Germanwings itu.***