Keuskupan Tanjungkarang adalah keuskupan sufragan pada Provinsi Gerejani Keuskupan Agung Palembang. Pusat Keuskupan Tanjungkarang berada di Bandar Lampung, Lampung. Wilayah pastoral Keuskupan Tanjungkarang mencakup seluruh wilayah provinsi Lampung.
Awal sejarah Kekatolikan di Lampung dimulai pada 16 Desember 1928 ketika Romo H.J.D van Oort, SCJ tiba di Tanjungkarang. Di sinilah, karya misi di bagian paling selatan Sumatera ini dimulai. Kedatangan Romo Van Oort untuk mulai melayani secara langsung beberapa keluarga Katolik yang tinggal di daerah Lampung ketika itu. Sebelumnya, Tanjungkarang dilayani langsung dari Palembang.
Pastor H.J.D. van Oort, SCJ memandang ke masa yang akan datang, menghabiskan waktu dan memusatkan perhatian pada wilayah transmigrasi. Dia juga tertarik untuk melayani di tengah-tengah pendatang baru dari Jawa.
Setelah ia memberikan perhatian kepada para transmigran Gedongtataan, ia bergerak ke Pringsewu – yakni stasi misi pertama yang dibuka di luar Tanjungkarang. Pada awalnya pada tahun 1932, Pastor A. Hermelink, SCJ yang dipilih sebagai misionaris untuk membantu misi di Lampung mulai membangun gereja paroki dan pastoran di Pringsewu. Sejak 24 Mei 1932 dia tinggal di paroki baru itu. Sebulan kemudian Pastor Neilen, SCJ datang menemani tinggal dan bekerja di paroki itu.
Di pertengahan tahun, 4 Juni 1932, empat Suster Fransiskan dari St. George Martir dari Thuine kemudian datang di Pringsewu untuk membantu misi di sana. Mereka membuka sekolah pada 11 Juli 1932. Ini merupakan karya pertama mereka di bidang pendidikan. Sebuah karya yang mendapat tanggapan baik di antara para transmigran Jawa dan para orang Cina di Teluk Betung.
Menjadi Keuskupan
Setelah Indonesia merdeka, beberapa misionaris mulai memfokuskan aktivitas mereka untuk umat Katolik di luar Teluk Betung dan Tanjungkarang. Pada Juni 1952, gereja Lampung menjadi Prefektur Apostolik. Di awal perjalanan ini, Pastor. A. Hermelink, SCJ dipilih menjadi Prefek Apostolik. Pertambahan stasi-stasi baru terus berlanjut yakni Gisting (1955), Kotabumi (1963) Kalirejo dan Panutan (1965), Kotagajah (1967) dan Sidomulyo (1977).
Dengan berdirinya Hierarki di Indonesia pada tahun 1961, maka Prefektur Apostolik Tanjungkarang pun menjadi sebuah keuskupan. Pastor A. Hermelink, SCJ diangkat menjadi Uskup pada tanggal 19 Juli 1961. Ia ditahbiskan sebagai Uskup pertama di Keuskupan Tanjungkarang dan tinggal di Pringsewu. Dari sanalah ia memimpin aktivitas pastoral di seluruh keuskupan Tanjungkarang.
Lalu pada tanggal 11 Februari 1976, seorang imam pribumi dari Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ), berasal dari Metro, yakni Dr. A. Henrisoesanta, SCJ ditahbiskan menjadi Uskup Auxilier bagi Mgr. A. Hermelink, SCJ. Jabatan Uskup Auxilier ini berlangsung selama tiga tahun dan kemudian Bapa Suci mengangkatnya menjadi Uskup Diosesan pada 21 Desember 1978. Ia mulai berkantor pada tanggal 13 Mei 1979 dan sejak itu kemudian Kuria dan Rumah Uskup dipindahkan dan berlokasi di Tanjungkarang hingga saat ini.
Selanjutnya, saat Mgr. Henrisoesanta yang mengundurkan diri, ia digantikan Mgr. Aloysius Sudarso, S.C.J. selaku Administrator Apostolik hingga terpilihnya uskup baru.
Pada tanggal 19 Juli 2013, Mgr. Yohanes Harun Yuwono ditunjuk menjadi Uskup Tanjungkarang dan dan ditahbiskan pada Kamis, 10 Oktober 2013 di Sekolah SMP Xaverius 2-SMA Xaverius, Pahoman, Bandar Lampung.
***
Rangkaian Sejarah Keuskupan Tanjungkarang
Prefektur Apostolik Tandjung–Karang
Berdirinya Prefektur Apostolik Tandjung–Karang dimulai pada 19 Juni 1952. Wilayah Gerejawi ini memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Palembang.
Ordinaris :
Mgr. Albert Hermelink Gentiaras, S.C.J. (27 Juni 1952 s.d. 3 Januari 1961)
Keuskupan Tanjungkarang
Seiring dengan dimulainya Hierarki di Indonesia, maka status Prefektur Apostolik Tandjung–Karang ditingkatkan menjadi keuskupan sejak 3 Januari 1961. Keuskupan Tandjung–Karang berganti nama menjadi Keuskupan Tanjungkarang pada tanggal 22 Agustus 1973.
Awalnya, Keuskupan Tanjungkarang merubakan bagian dari Provinsi Gerejawi Palembang. Namun pada pada tanggal 1 Juli 2003 Keuskupan Tajungkarang menjadi bagian dari Provinsi Gerejawi Palembang.
Uskup Tanjungkarang
- Mgr. Albert Hermelink Gentiaras, S.C.J. (3 Januari 1961 s.d. 18 April 1979, pensiun)
- Mgr. Andreas Soewijata Henrisoesanta, S.C.J. (18 April 1979 s.d. 6 Juli 2012, pensiun)
- Yohanes Harun Yuwono (19 Juli 2013 s.d. 3 Juli 2021, pindah tugas)
- Vinsensius Setiawan Triatmojo (sejak 17 Desember 2022)
Uskup Auksilier Tandjung–Karang
- Mgr. Andreas Soewijata Henrisoesanta, S.C.J. (29 Agustus 1975 s.d. 18 April 1979, ganti jabatan)
Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang
- Mgr. Aloysius Sudarso, S.C.J. (6 Juli 2012 s.d. 19 Juli 2013, jabatan selesai)
- Mgr. Yohanes Harun Yuwono (3 Juli 2021 s.d. 17 Desember 2022, jabatan selesai)