VATIKAN, Pena Katolik – Dalam sebuah wawancara dengan harian Spanyol ABC, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa pada awal masa kepausannya dia memberikan sebuah surat kepada Sekretaris Negara tahun 2013, Kardinal Tarcisio Pietro Evasio Bertone SDB. Surat itu menyatakan bahwa dia akan mundur jika terjadi gangguan kesehatan yang serius dan permanen. Dalam situasi kesehatan serius ini, mustahil bagi Paus Fransiskus untuk menjalankan perannya sebagai Uskup Roma dan gembala Gereja universal.
Seperti diberitakan Vatican News, pada awal masa kepausannya pada tahun 2013 ketika Kardinal Bertone masih menjadi Sekretaris Negara. Paus Fransiskus menyerahkan surat pengunduran diri “dalam hal halangan karena alasan kesehatan.” Mengungkap keputusan ini, yang juga diambil oleh Paus Paulus VI pada masanya.
Selama wawancara ini, Paus Fransiskus menceritakan tentang pengunduran diri Benediktus XVI tahun 2013, dan kemungkinan pengunduran dirinya sendiri. Ia juga membahas perang di Ukraina, di mana Paus mengatakan dia tidak melihat “akhir jangka pendek karena ini adalah perang dunia,” kasus pelecehan oleh pendeta, peran wanita di Kuria Romawi. Ia mengatakan, dalam dua tahun seorang wanita akan memimpin sebuah Dikasteri.
Perihal surat pengunduran diri ini, Paus Fransiskus menyatakan, bahwa itu mungkin terjadi ketika ia mengalami masalah serius dengan kesehatanannya. Ia memastikan adanya “surat pengunduran diri” ini.
“Saya telah menandatangani pengunduran diri saya. Itu terjadi ketika Tarcisio Bertone menjadi Menteri Luar Negeri. Saya menandatangani pengunduran diri dan mengatakan kepadanya: ‘Dalam hal gangguan kesehatan atau apa pun, di sini adalah pengunduran diri saya. Anda memilikinya’.
Selanjutnya, Paus Fransiskus mengkonfirmasi bahwa ia tidak mengetahui di mana surat itu saat ini. Ia juga menyatakan tidak tahu, kepada siapa Kardinal Bertone memberikannya, setelah kardinal kelahiran Italia itu tidak lagi menjadi Menteri Luar Negeri.
Saat Paus menceritakan hal ini, kedua jurnalis yang mewawancarai Paus bertanya apakah Paus ingin hal ini diketahui, Paus berkata, “Itulah mengapa saya memberi tahu Anda.”
Paus Fransiskus lalu mengingat, bahwa Paulus VI juga meninggalkan surat pengunduran dirinya secara tertulis. Surat ini juga menyatakan akan menjadi efektif jika terjadi masalah kesehatan. Paus Fransiskus menyatakan, bahwa Pius XII mungkin telah melakukannya juga.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengatakan ini. Sekarang mungkin seseorang akan pergi dan meminta Kardinal Bertone untuk ‘meberikan saya surat itu’ (Paus berkata dengan bercanda). Pasti (Kardinal Bertone) akan memberikannya kepada Menteri Luar Negeri yang baru,” kata Paus.
Perang di Ukraina
Wawancara itu juga berfokus pada perang yang sedang berlangsung di Ukraina yang ditentang oleh Paus lebih dari seratus kali. Dia juga menyatakan terus terang: “Apa yang terjadi di Ukraina sangat mengerikan. Ada kekejaman yang luar biasa. Ini sangat serius…”
Paus tidak melihat akhir jangka pendek dari perang di cakrawala: “Ini adalah perang dunia. Jangan kita lupakan itu. Sudah ada beberapa tangan yang terlibat dalam perang. Ini bersifat global. Saya pikir perang terjadi ketika sebuah kerajaan mulai melemah, dan ketika ada senjata untuk digunakan, dijual, dan diuji. Paus menegaskan keterbukaannya dalam menerima dan mendengarkan semua orang.
“Sekarang Volodymir Zelensky telah mengirim saya salah satu penasihat agamanya untuk ketiga kalinya. Saya berhubungan, saya menerima orang, saya membantu…”
Diplomasi Vatikan
Perkataan Paus Fransiskus ini sendiri sejalan dengan upaya diplomatik Tahta Suci. Vatikan dinilai sangat berhati-hati dalam berbicara menentang rezim totaliter.
“Tahta Suci selalu berusaha melindungi orang-orang, melalui dialog dan diplomasi,” jawab Paus Fransiskus. “Tahta Suci tidak pernah melakukannya sendiri. Tahta Suci selalu berusaha menjaga hubungan diplomatik dan menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan dengan kesabaran dan dialog.”
Kasus Penyalahgunaan
Menjawab pertanyaan tentang kasus pelecehan seksual oleh para klerus, Paus berkata, “sangat menyakitkan, sangat menyakitkan.”
Ia merujuk pada pertemuannya dengan para korban yang terjadi selama masa kepausannya.
“Ini adalah orang-orang yang telah dihancurkan oleh mereka yang seharusnya membantu mereka menjadi dewasa dan tumbuh. Ini sangat sulit. Bahkan jika hanya ada satu kasus, itu mengerikan, dan seseorang yang seharusnya membawamu kepada Tuhan menghancurkanmu di jalan ini.”
Peran wanita
Wawancara ABC kemudian berfokus pada topik yang lebih bersifat ‘gerejawi’, dimulai dengan kemungkinan peran kepemimpinan bagi perempuan di Kuria Roma. Pasu mengatakan, peran wanita akan semakin besar dalam Gereja.
“Saya memiliki seseorang dalam pikiran yang akan memimpin Dikasteri, di mana posisi ini akan tersedia dalam dua tahun,” ujarnya.
Paus menyatakan bahwa tidak ada halangan bagi seorang wanita memimpin dikasteri (kongregasi) di mana orang awam dapat menjadi prefek. Namun, Paus juga menegaskan, apabila dikasteri itu bersifat sakramental, maka seorang imam atau uskup yang harus memimpin.
Benediktus XVI: orang suci, orang hebat
Berbicara tentang hubungannya dengan pendahulunya Paus Emeritus Benediktus XVI, Paus Fransiskus menggambarkannya sebagai “orang suci” dan “orang yang memiliki kehidupan spiritual yang hebat”. Fransiskus mengungkapkan bahwa dia sering mengunjungi Paus Emeritus dan selalu merasa “dibangun” oleh tatapannya yang transparan.
“Dia memiliki selera humor yang bagus, dia jernih, sangat hidup, dia berbicara dengan lembut tetapi mengikuti percakapan. Saya mengagumi kejernihannya. Dia orang yang hebat’” ujarnya.