Senin, November 25, 2024
31.4 C
Jakarta

SMP Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere Menjadi Salah Satu Sekolah Penggerak

Siswa Seminari BSM Maumere saat berdoa di depan Patung Bunda Maria. ISt

MAUMERE, Pena Katolik – Sebagai salah satu sekolah penggerak, SMP Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere siap mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Kepala Sekolah Seminari BSB Maumere, Romo Agustinus Pitang menegaskan, pihaknya siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan semua pihak untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Usaha mencapai Profil Pelajar Pancasila, tidak saja merupakan gerakan dalam sistem pendidikan, namun juga merupakan gerakan masyarakat. Profil Pelajar Pancasila, lanjut imam Projo Keuskupan Maumere ini, diwujudnyatakan melalui proyek atau yang disebut P5. Proyek ini merupakan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dimensi-dimensi tersebut adalah Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

“Kesuksesan dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila akan tercapai jika orang tua, pendidik, peserta didik dan semua instansi di masyarakat berkolaborasi dan bekerja sama untuk mencapainya,” tegas Romo Agustinus, Rabu 9/11/2022.

Romo Agus mengatakan pembelajaran di BSM adalah pengembangan dari Kurikulum 2013. Berbeda dengan Kurikulum 2013, pada Kurikulum Merdeka, peserta didik menjadi posisi sentral proses belajar-mengajar. Sehingga, pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ini berdiferensiasi yang menyenangkan dengan memberi keleluasaan pada  peserta didik. Siswa leluasa dalam meningkatkan potensi dirinya.

“Pada awal pembelajaran diferensiasi dilaksanakan assesment diagnostik. Sebelum guru merancang pembelajaran dan peserta didik dibagi dalam kelompok pembelajar karena kemampuan peserta didik tidak sama,” jelasnya.

Sementara Calon Guru Penggerak dari SMP Seminari Bunda Segala Bangsa, Thadeus Mari, kepada Ekora NTT mengungkapkan rasa bahagianya sebagai calon guru penggerak. Ia mengatakan, kurikulum Merdeka memungkinkan siswa belajar dengan lebih komunikatif. Ia memberi contoh, pelajaran Matematika yang selama ini menjadi momok, perlahan-lahan dapat dibuat lebih menyenangkan.

“Banyak pengetahuan yang didapat. Sebelumnya guru menggunakan metode lama, lebih banyak guru aktif sementara dalam Kurikulum Merdeka peserta didik menjadi sentral dan dikemas pembelajaran yang menyenangkan,” ujar Us.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini