Jumat, November 15, 2024
31 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Senin 04 Juli 2022; Hari Biasa – Pekan Biasa XIV

Bacaan I: Hos. 2:13,14b-15,18-19

Inilah sabda Tuhan, “Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, lalu berbicara menenangkan hatinya. Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat ke luar dari tanah Mesir.

Maka pada waktu itu, demikianlah sabda Tuhan, engkau akan memanggil Aku ‘Suamiku’, dan tidak lagi memanggil Aku ‘Baalku’. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku untuk selama-lamanya,

dan Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9

Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

  • Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
  • Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
  • Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
  • Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b

Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil: Mat. 9:18-26

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.”

Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.

Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”

Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia.

Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.

Demikianlah Injil Tuhan

IMAN YANG KOKOH DAN KONSISTEN

Sekalipun saat ini sifat transparan sudah meliputi suasana kerja hampir seluruh manusia modern, baik yang berada di jajaran pemerintahan maupun swasta, namun masih saja timbul keluhan mengenai mentalitas beberapa pejabat penting di daerah maupun di pusat yang sulit ditemui. Gara-gara mentalitas yang sangat birokratis dan hanya mementingkan prosedur yang berbelit-belit dari pada pelayanan cepat yang prima kepada masyarakat, maka bantuan untuk orang-orang yang terkena musibah alam menjadi terlambat dan tidak utuh diterima. Atau gara-gara kurang satu surat keterangan dari RT, maka nyawa seorang miskin di UGD tidak tertolong lagi!

Beberapa realitas hidup yang terjadi pada zaman digital itu berbeda sama sekali dengan realitas dan semangat yang dihayati oleh TUHAN YESUS pada dua ribuan tahun yang lalu. YESUS tidak pernah bersikap “jual mahal” atau “birokratis” terhadap permintaan orang-orang yang membutuhkan-NYA, siapa pun orangnya, seperti dikisahkan dalam Bacaan Injil hari ini.

Seorang kepala rumah ibadat datang bersimpuh kepada-NYA dengan suatu sikap iman yang kokoh, konsisten, tulus dan penuh harap serta pasrah total kepada-NYA, pintanya: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah Tangan-MU atasnya, maka ia akan hidup.” (Mat.9: 18b). Dan DIA langsung berbegas ke rumahnya.

Sementara itu, di tengah kerumunan orang-orang yang menyertai-NYA, terdapat seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita perdarahan. Ia datang mengikuti rombongan YESUS itu dengan suatu tekad dan motivasi iman yang kuat: “Asal kujamah saja jubah-NYA, aku akan sembuh.” (ayat 21). Menurut hukum dan adat Yahudi sebenarnya seorang penderita “najis” seperti itu tidak boleh keluar rumah dan bergaul bebas di masyarakat. Orang yang disentuhnya pun bisa menjadi “najis”! Tetapi YESUS bersikap lain sama sekali. Dengan penuh kasih IA justru berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-KU, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Maka sejak saat itu, sembuhlah perempuan itu. (Ayat 22).

Keyakinan iman dan kepercayaan yang kokoh, kuat, konsisten dan penuh harap serta sikap pasrah yang total akan membuahkan kesembuhan, keselamatan, pemulihan, pengampunan dosa, kedamaian dan sukacita sejati. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN terhadap orang yang beriman dan berharap kepada-NYA! Di dalam YESUS KRISTUS, TUHAN kita, selalu ada  jalan keluar, asalkan kita percaya penuh dan pasrah total kepada-NYA! Suatu pertanyaan refleksi: Apakah dalam upaya menyelesaikan berbagai permasalahan hidup di bidang ekonomi, kesehatan, perdagangan, pemberantasan korupsi, terorisme dan narkoba, problem pendidikan, hubungan antar umat beragama dan etnis yang berbeda, masalah dalam keluarga serta berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang pelik, selain berusaha dan bekerja keras, kita juga mau datang kepada TUHAN YESUS dan sungguh menyandarkan kepercayaan dan harapan kita kepada TUHAN?

Kita tidak perlu sangsi dan ragu akan kebaikan dan kerahiman TUHAN. Bahkan melalui apa yang kita cap sebagai “yang jahat dan hina.” TUHAN bisa berkarya dan mempercayakan misi yang penting. Lihat saja riwayat hidup Matius “si pendosa”, Saulus “anak muda sadis yang sangat berbahaya”, Agustinus “si bandel yang bejat moralnya”. Demikian pula kepada Hosea, seorang nabi yang dipanggil untuk mengawini seorang perempuan “penjual diri”. Sekalipun awalnya si perempuan itu tidak setia, tapi karena kesetiaan Hosea, ia akhirnya jadi orang baik. Kesetiaan dan kerahiman ALLAH pasti jauh melampaui Hosea dan manusia mana pun. Sekalipun bangsa Israel berbuat jahat kepada-NYA dengan penyembahan berhala dan melanggar perintah-perintah-NYA, namun ALLAH tetap Mahabaik, Maha Pengasih, Maha Pengampun. Melalui Hosea ALLAH berfirman kepada bangsa Israel: “….engkau akan memanggil AKU: Suamiku, dan tidak lagi memanggil AKU: Baalku! …. AKU akan menjadikan engkau isteri-KU untuk selama-lamanya, …. isteri-KU dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.” (Hos.2: 15,18).  

Marilah kita renungkan secara mendalam Firman TUHAN itu: masihkah kita sangsi, ragu dan menghindari-NYA?

Doa

Ya YESUS, aku akui secara jujur, imanku masih tipis, mudah goyah, harapanku masih rapuh dan aku sering kurang percaya pada-MU. Ampunilah aku. Tambahkanlah imanku dan jadikanlah aku alat-MU untuk mengemban misi perutusan-MU yang luhur. Amin.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini