Selasa, November 5, 2024
32.3 C
Jakarta

Katolik dan Islam jalin hubungan antaragama dan atasi konflik

Katolik Muslim jalin hubungan antaragama

Setelah pertemuan tiga hari di Roma, pada tanggal 5 Desember 2014, para peserta pertemuan tingkat tinggi Pemimpin Agama dan Cendekiawan Kristen-Muslim III mengeluarkan sebuah pernyataan dari pertemuan mereka yang bertema: “Umat Kristen dan Muslim: Umat Beriman dalam Masyarakat.”

Menurut siaran pers itu, pertemuan tanggal 2-4 Desember 2014 itu “ditandai dengan saling menghormati, keterbukaan dan saling mendengarkan satu dengan yang lain,” dan merupakan “pesan rekonsiliasi, perdamaian dan persaudaraan yang sangat diperlukan oleh dunia kita.”

Dijelaskan bahwa pertemuan itu berlangsung antara pemimpin agama dan cendekiawan Kristen (Katolik dan Anglikan Episkopal) serta Muslim (Sunni dan Syiah) dari seluruh dunia yang datang bersama-sama untuk menjalin hubungan antaragama dan antarbudaya dan untuk mengatasi masalah-masalah konflik, khususnya di antara para pengikut kedua agama itu.

Delegasi Katolik dipimpin oleh Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama. Delegasi Sunni dipimpin oleh Pangeran El Hasan bin Talal dari Yordania, Ketua Dewan Pembina dari Royal Institute for Interfaith Studies (Amman, Yordania). John Bryson Chane, uskup kedelapan dari Keuskupan Anglikan Episkopal, dan Penasehat Senior Dialog Antaragama di Katedral Nasional Washington, memimpin delegasi Anglikan Episkopal. Ayatollah Sayyed Mustafa Mohaghegh Damad, Direktur Studi Islam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Iran, memimpin delegasi Syiah.

Tamu-tamu kehormatan yang diundang antara lain Metropolitan Emmanuel dari Perancis, mewakili Patriarkat Ekumenis Konstantinopel, dan Rabi Abraham Skorka dari Buenos Aires, Argentina.

Keempat pemimpin delegasi dan delegasinya masing-masing, bersama para tamu kehormatan dari Patriarkat Ekumenis Konstantinopel, dari agama Yahudi, dan lain-lain, menyadari akan waktu dramatis dalam dunia saat ini, terutama di Timur Tengah dan di beberapa negara Afrika, yang ditandai kekerasan yang tidak manusiawi dan pertama kali mereka alami.

Siaran pers itu menulis bahwa semua peserta merasa senang diterima dalam audiensi pribadi oleh Paus Fransiskus, yang mengungkapkan kegembiraan untuk menerima mereka dan untuk pertemuan mereka.

Sesi publik yang berlangsung di akhir seminar mengundang para diplomat yang terakreditasi untuk Takhta Suci, orang yang terlibat dalam dialog antaragama, dan para operator media. Setelah dibacakan alasan berlangsungnya pertemuan itu, terjadi tanya jawab.(pcp berdasarkan Radio Vatikan)

Kardinal Tauran

Kardinal Tauran

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini