“Tidak bisa menerima Ekaristi bukan berarti tidak bisa menyambut Yesus di dalam hati. Dalam sejarah Gereja, ada praksis kuno, yang secara khusus dikonfirmasi oleh Konsili Trente, yang beberapa kali dihidupkan oleh Paus Fransiskus di masa pandemi ini, yakni Komuni Batin, doa ungkapan keinginan yang kuat karena tidak mungkin menerima komuni sakramental, untuk menyambut Yesus Kristus setidaknya secara spiritual,” tulis Amedeo Lomonaco dari Vatican News.
Dalam keadaan darurat kesehatan seperti sekarang ini, banyak kegiatan dilakukan secara daring. Misa dengan partisipasi umat beriman pun masih ditangguhkan di berbagai keuskupan. Untuk itu Paus Fransiskus pernah menyerukan penerimaan Komuni Batin, seperti yang kerap Paus sendiri doakan di Santa Marta, yakni doa Santo Alfonsus Maria de Liguori CSsR.
Santo Alfonsus Liguori lahir di Marianella, dekat Naples, Italia, 27 September 1696 dan meninggal 1 Agustus 1787 pada usia umur 90 tahun), adalah seorang uskup, pujangga gereja, dan pendiri Kongregasi Sang Penebus Maha Kudus (Congregatio Sanctissimi Redemptoris, CSsR). Alfonsus ditahbiskan imam 21 Desember 1726 kemudian menjadi misionaris selama enam tahun di seluruh daerah Naples.
Doa dari orang kudus itu berbunyi:
Ya, Yesus, aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus.
Aku mengasihi-Mu melebihi segalanya,
dan aku ingin menerima Engkau di dalam jiwaku.
Karena saat ini aku tidak dapat menerima Engkau dalam sakramen Ekaristi
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku.
Aku memeluk-Mu seperti seakan-akan Engkau telah datang
dan menyatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu.
Jangan biarkan aku terpisah dari-Mu.
Amin.
Doa Komuni Batin ini mengungkapkan kerinduan kita akan Komuni Kudus di saat belum memungkinkan untuk menerimanya. Kita bisa mendoakannya kapan saja kita merindukan komuni, bahkan di luar Misa daring.
Bahkan Paus Fransiskus sendiri sudah mengatakan saat Doa Angelus 15 Maret 2020 bahwa dalam situasi pandemi ini, di saat kita hidup terisolasi “kita diajak untuk menemukan kembali dan memperdalam nilai persekutuan yang mempersatukan semua anggota Gereja. Karena dipersatukan dengan Kristus kita tidak pernah sendiri, tetapi kita membentuk satu Tubuh, di mana Dia adalah Kepalanya. Itulah persatuan yang dipupuk oleh doa, dan juga oleh Komuni Batin dalam Ekaristi, sebuah praktik yang sangat dianjurkan kalau tidak mungkin menerima Sakramen itu.”
Meski begitu, saya yakin, bukan berarti Komuni Batin boleh disalahgunakan sebagai ‘pengganti’ Ekaristi karena dianggap lebih mudah dan praktis. Misa tetap merupakan hal yang penting dan tak tergantikan. Karena itu, jangan lupa untuk kembali merayakan Ekaristi secara langsung dan konsisten setelah pandemi berakhir, supaya kerinduan kita akan Tubuh Kristus dan persekutuan dengan umat lain terpenuhi. Selain itu, jika mengikuti Misa tatap muka dalam situasi ini, ingatlah untuk mengikuti protokol kesehatan demi keselamatan umat dan orang-orang terdekat.
Di sisi lain, jadikan masa ini sebagai waktu untuk merenung, mendalami iman dan hubungan kita dengan Tuhan, serta menumbuhkan kerinduan akan-Nya. (Calista Felice mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga).