Vikaris Jenderal Paus Fransiskus untuk Keuskupan Roma, Angelo Kardinal De Donatis, dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma hari Senin, 30 Maret 2020, setelah dinyatakan positif Covid-19. Kardinal itu mengalami demam, tetapi kondisinya umumnya baik, dan dia telah memulai terapi antivirus.
Baru-baru ini, dengan mengikuti prosedur yang berlaku untuk menghentikan penyebaran virus corona, Kardinal De Donatis mengadakan beberapa pertemuan dengan stafnya di Istana Lateran. Sebagai tindakan pencegahan, para kolaborator terdekatnya diisolasi. Menurut Kardinal itu, dia belum ke Vatikan dalam beberapa hari terakhir, dan hanya menghubungi Paus melalui telepon.
“Saya juga mengalami cobaan ini, saya merasa damai dan percaya diri,” kata Kardinal De Donatis. “Saya mempercayakan diriku kepada Tuhan, dan pada doa-doa kalian semua, umat Roma yang terkasih!”
Kardinal itu menambahkan, “Saya menjalani momen ini sebagai kesempatan yang diberikan Penyelenggaraan (Ilahi) kepada saya untuk ikut mengalami penderitaan bersama begitu banyak saudara dan saudari. Saya memanjatkan doa untuk mereka, untuk seluruh umat keuskupan, dan untuk orang-orang di Kota Roma.”
Sejak 11 Maret, Kardinal De Donatis merayakan Misa setiap malam di Tempat Ziarah Maria Bunda Cinta Ilahi, Roma. Misa disiarkan di saluran televisi Konferensi Waligereja Italia, TV2000, dan disiarkan langsung di halaman Facebook Keuskupan Roma.
Dalam Misa pertama di tempat ziarah itu, ketika Paus mempercayakan tempat itu kepada Maria, Kardinal itu mengatakan bahwa “penawar racun, terapi untuk penderitaan saat ini, adalah mempercayakan diri kepada tangan Tuhan. Kita berada di tangan-Nya, dan tidak ada yang bisa melepaskan kita dari-Nya.”
Di Italia sendiri, puluhan imam sudah terpapar penyakit itu. Pekan lalu, Vikaris Apostolik Vikariat Gambella, Ethiopia, Mgr Saleso Angelo Moreschi, menjadi Uskup pertama di dunia yang meninggal karena penyakit itu.
Untuk menunjukkan solidaritas kepada Italia, Takhta Suci mengibarkan bendera setengah tiang hari Selasa, 31 Maret 2020, sebagai tanda berkabung. Gerakan itu merupakan ungkapan kedekatan Gereja dengan para korban Covid-19 di Italia dan seluruh dunia, serta keluarga mereka dan mereka yang dengan murah hati berjuang untuk mengakhiri pandemi itu.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)