Para pendahulu termasuk para pahlawan Katolik telah lama mewariskan semangat cinta tanah air dan para atlet serta ofisial pesta olahraga Asian Games di Jakarta dan Palembang (18 Agustus-2 September 2018) bukan saja mengukir prestasi dan memancarkan energi dan pesan kemajuan olahraga di kawasan Asia, tetapi meninggalkan pesan membela tanah air.
Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo berbicara dalam homili Misa Syukur atas penyelenggaraan Asian Games ke-18 saat Indonesia meraih kemenangan gemilang menduduki posisi keempat dengan 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu.
Misa Syukur, yang diselenggarakan oleh SUDARA (Sumber Daya Rasuli) beserta Vox Point Indonesia, ForGes (Forum Gaudium et Spes), Yayasan Tegar (Terang dan Garam), dan LiFe, dipimpin oleh Mgr Suharyo dengan konselebran Vikjen Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Pastor Samuel Pangestu Pr, Kepala Paroki Katedral Jakarta Pastor Hani Rudi Hartoko SJ, Pastor Rofinus Neto Wuli Pr (pastor tentara) dan Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ Pastor Erwin Santoso MSF.
Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, para ofisial dan atlet Asian Games 2018, antara lain Richard Sam Bera, Edgar Marvelo, Aldila Sutjiadi, Kevin Sanjaya Sukomulyo, Minarti, Gregoria Mariska Tunjung, Raymond, Adela, Benedict Ananggadipa, Christopher, Empie Wuisan, Diana Wuisan, Eddy Wikanta, Michael Bambang Hartono dan Debby Susanto, nampak hadir. Juga hadir pasangan suami istri Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma, mascot bulu tangkis Indonesia yang mengharumkan nama bangsa Indonesia tahun 1992, dan ribuan umat Katolik. Tidak semua bisa masuk dalam katedral yang sudah penuh.
Sebelum menyampaikan homili, mewakili umat KAJ Mgr Suharyo menyampaikan profisiat kepada seluruh ofisial dan atlet yang telah menorehkan prestasi sangat membanggakan dengan perolehan banyak medali. Menurut uskup, pada minggu-minggu sebelum pelaksanaan Asian Games “telah didaraskan doa-doa di seluruh paroki agar perhelatan olahraga itu dilakukan dalam semangat kekompakan, damai, tanpa perselisihan dan bersikap sportif.”
Menurut Mgr Suharyo, hasil Asian Games yang dimulai sehari setelah HUT Kemerdekaan RI, selain merekatkan persatuan bangsa juga meraih keberhasilan, sensasi bangsa, bahkan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia. “Asian Games memiliki arti penting yakni cinta tanah air di tengah masyarakat yang sedang terpolarisasi akibat berbagai kepentingan politik dan kekuasaan.”
Mgr Suharyo menyebut sejumlah nama Katolik yang telah mewariskan rasa cinta tanah air, yakni para pahlawan nasional seperti Mgr Albertus Soegijapranata, Slamet Riyadi, dan Yos Sudarso. “Tokoh lain yang sangat terkenal adalah Van Lith (misionaris). Meski orang Belanda, dia tetap hadir membela kaum tertindas kala itu. Kehadiran para misionaris tetap membela rakyat yang sedang menderita.”
Semangat yang diwariskan para pahlawan beragama Katolik “dan para atlet dan ofisial Asian Games 2018 menjadi teladan dan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia karena mereka menunjukkan keteladanan membela Tanah Air,” kata Mgr Suharyo dalam Misa Jumat Pertama yang diikuti dengan ramah tamah para atlet.
Di akhir Misa, Atlet Tenis Meja Pasutri Empie Wuisan dan Diana Wuisan berterima kasih atas perhatian KAJ kepada para atlet beragama katolik itu. Para atlet juga menerima Rosario Merah Putih yang langsung dikalungkan kepada mereka oleh Mgr Suharyo. Selain itu mereka menerima sertifikat dari KAJ dan coin emas Coin 3D Asian Games.(PEN@ Katolik, Konradus R. Mangu)