Ketika bertemu para anggota Forum Asosiasi Keluarga di Sala Clementina, Italia, 17 Juni 2018, Paus Fransiskus berterima kasih kepada mereka atas dukungan mereka untuk nilai-nilai keluarga. Asosiasi itu merayakan ulang tahun ke-25.
Mendengar keinginan yang disampaikan anggota asosiasi itu saat memperkenalkan kelompok itu, Paus Fransiskus mengesampingkan sambutan yang sudah disiapkan. Berikut ini adalah pernyataan yang Paus siapkan sebelumnya . Sambutan itu diberikan kepada perwakilan asosiasi itu untuk dibagikan. Suster Bernadette Mary Reis FSP dari Vatican News lalu memberitakannya.
Paus membuka sambutannya dengan mengatakan, “Keluarga, yang kalian promosikan dalam berbagai cara, adalah pusat rencana Allah,” dan keluarga adalah “tempat lahirnya kehidupan.” Kasih Yesus bagi anak-anak, ajarannya tentang keluarga dan tidak bisa mencairnya perkawinan mengungkapkan tempat keluarga dalam rencana Allah. Keluarga itu “bagaikan jendela yang diarahkan pada misteri Allah sendiri yakni Cinta akan satu Allah tiga pribadi,” kata Paus.
Dunia yang dipandu oleh logika yang berpusat pada diri sendiri telah kehilangan rasa ikatan yang stabil, lanjut Paus. Dengan demikian, sulit memahami nilai keluarga. Lembaga-lembaga sipil seharusnya berupaya mendukung keluarga. Mereka yang telah belajar “menjalani hubungan otentik dalam keluarga” juga akan menjalankannya dalam konteks lain di masyarakat, kata Paus.
Paus Fransiskus lalu mendorong mereka yang hadir untuk bersaksi tentang sukacita cinta. “Tidak ada argumen persuasif selain sukacita,” kata Paus seraya mendorong mereka agar dengan sukacita “menunjukkan harta yang telah kami temukan dan keinginan untuk berbagi.”
Paus juga berterima kasih kepada kelompok itu seraya mengutip Statuta Asosiasi itu. “Terima kasih untuk komitmen yang telah kalian ambil,… melalui partisipasi aktif dan bertanggung jawab dari keluarga di bidang budaya, sosial, dan politik’ dan untuk ‘promosi kebijakan-kebijakan keluarga yang melindungi dan mempertahankan fungsi keluarga serta hak-haknya’.”
Mengakhiri sambutannya, Paus mengatakan bahwa masalah-masalah yang ditemukan keluarga dalam masyarakat harus dihadapi “dengan tegas dan murah hati.” Kepekaan mereka berkaitan dengan keluarga, lanjut Paus, hendaknya berakar “pada martabat pribadi manusia. Dengan demikian, kepekaan itu bisa diakui dan dibagikan oleh semua orang.”(pcp berdasarkan Vatican News)