Sebagai laskar Bunda Maria, relasi suami-istri dan anak harus mencerminkan Keluarga Kudus Nazareth. Jadikanlah keluargamu sebagai rumah Tuhan yang memiliki iman kuat dalam menghadapi berbagai problem hidup.
Ajakan itu diungkapkan Pastor Leo Kleden SVD dalam homili Misa Acies (pembaharuan janji) Legio Maria bertema “Legioner dalam hidup keluarga bercermin pada Keluarga Kudus Nazareth” yang dilaksanakan di Kapel Rumah Alma SLB Bhakti Luhur Wairklau Maumere, 13 April 2018.
Selain itu, doktor filsafat lulusan Universitas Leuven Belgia itu meminta 250 anggota Legio Maria dari 17 presidium, yang terdiri dari Paroki Wairpelit Nita, Paroki Koting dan Paroki Spiritu Santo Misir di Keuskupan Maumere itu, untuk selalu kembali ke Kitab Suci guna menemukan spiritualitas dan jati diri Maria. Dengan demikian, imam itu percaya bahwa sebagai laskar Bunda Maria mereka bisa menjadi “militan dalam menghadapi badai kehidupan yang datang silih berganti.”
Menyinggung tentang janji setia yang diperbarui para anggota Legio Maria, mantan Provinsial SVD Ende itu mengatakan, “Janji setia legioner harus betul-betul memahami acies yang bermakna kesiapan, ketajaman pandangan, dan keputusan tepat seorang prajurit di medan tempur.”
Fiat dari Bunda Maria yang berbunyi “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu,” minta imam itu, harus menjadi dasar hidup seorang legioner. “Janji setia untuk selalu menjadi laskar Bunda Maria harus nyata dalam tugas, pengabdian dan pelayanan di KBG, di Lingkungan dan juga di Gereja,” tegas imam Serikat Sabda Allah itu.
Leny, anggota Legio Maria dari Paroki Koting mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa dia menjadi anggota Legio Maria atas kemauan sendiri, “karena hidup ini belum lengkap tanpa doa dan baca Kitab Suci.” Sebagai guru SDK I Koting, lanjutnya, dia selalu membagi waktu untuk tugas mengajar dan waktu untuk Legio Maria, dan kalau menghadapi problem “saya selalu menanggapinya dengan tenang.”
Sebelum menjadi anggota Legio Maria, kata Getrudis, dari Kuria Mawar yang Gaib Paroki Spiritu Santo Misir, segala persoalan hidup yang terjadi dalam keluarga selalu dia tanggapi dengan emosional dan menimbulkan keributan. “Setelah jadi anggota Legio Maria, kehidupan dalam diri saya berubah. Saya harus menjadi teladan, karena semua orang dalam lingkungan tahu bahwa sebagai keluarga legioner harus menghayati kehidupan Bunda Maria dan Santo Yosef,” jelas Getrudis yang sudah 11 tahun bersama kelompok Legio Maria.
Setelah Misa Pembaharuan Janji, nampak para anggota Legio Maria itu makan siang bersama anak-anak Panti Asuhan SLB Bhakti Luhur Wairklau Maumere. (Yuven Fernandez)
Semua foto diambil oleh Yuven Fernandez