“Dulu, kalau saya malas ke sekolah, memaki sesama teman di sekolah, malas mengerjakan pekerjaan rumah, melawan guru, dan lain sebagainya, saya dirotan. Kita tekun belajar karena dipaksa, sehingga berhasil, ada yang menjadi guru dan ada yang menjadi anggota legislatif seperti saya,” kata Yeremias Moses Kaibu.
Alumni SMA Yos Sudarso Merauke itu berbicara dalam Pesta HUT ke-27 SMA YPPK Yos Sudarso, 15 Januari 2018, yang dirayakan dengan tema “Semangat Persaudaraan dan Kekeluargaan demi Terlaksananya Pendidikan yang Berkualitas, Kreatif dan Berkarakter.” Acara itu juga dihadiri oleh 169 murid sekolah itu. YPPK adalah singkatan dari Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik.
Oleh karena itu, Yeremias berterima kasih karena “di ujung rotan ternyata ada emas,” dan berharap para penggantinya setiap tahun di sekolah itu “jangan malas, tetapi giat belajar” meski para guru di lembaga pendidikan yang didirikan Yayasan Katolik sebagai “tonggak peradaban di kawasan Selatan Papua” sekarang ini “tidak lagi merotan siswa bila siswa malas belajar.”
SMA YPPK Merauke dimulai tahun 1991 dan kini memasuki usia ke-27. Sebelumnya SMA itu bernama Sekolah Guru Atas (SGA), Sekolah Guru Bawah (SGB) dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), namun tetap dengan nama pelindung Komodor Yos Sudarso.
Salah satu acara dalam perayaan itu adalah Misa yang dipimpin Rektor Seminari Pastor Bonus Pastor Maternus Minarto Pr yang dalam homilinya berharap agar tenaga pendidik dan para siswa tetap bekerja keras dan giat, “sebab tahun baru mengartikan semangat baru dalam keluarga besar SMA YPPK Yos Sudarso.”
Sekretaris YPPK Johanes Faabumase berterima kasih karena masyarakat sendiri mempercayakan anaknya masuk sekolah itu, meski yayasan itu miskin dan terbatas, dan orang tua selalu protes kalau sekolah meminta uang, “padahal pendidikan itu sangat mahal.”
Menurut Kepala Sekolah SMA YPPK Yos Sudarso Petrus Ohoitimur, sekolah itu sudah melaksanakan Kurikulum K 13 dan di 2017 telah menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk aula sekolah serta bantuan beberapa unit komputer karena sudah berbasis komputer. SMA itu telah siap mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) sehingga tidak akan meminjam komputer lagi dari SMA Negeri I Merauke. “Padahal biasanya kami pinjam komputer untuk UNBK,” katanya.
Beberapa prestasi telah juga tercapai di bidang seni, olah raga dan akademik, antara lain dalam lomba tarian, lomba lempar lembing, Lomba lempar cakram, dan menjadi finalis dalam lomba di LIPI.(Agapitus Batbual)