Seluruh staf PEN@ Indonesia mengucapkan Selamat Tahun Baru 2014 dan terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca berbagai karya dan perhatian Gereja Katolik dari Indonesia dan Vatikan yang setiap hari disajikan lewat website www.penaindonesia.org dan www.facebook.com/penaindonesia di tahun-tahun yang silam.
Semoga dengan bantuan Bunda Kita, Maria Bunda Allah, di tahun 2014 ini kami semakin baik melayani Anda.
Secara khusus kami turunkan sebuah berita dari Vatikan:
Umat diminta melihat Maria sebagai ibu semua orang dan pembawa harapan
Paus Fransiskus menyambut tahun baru dengan Misa di Basilika Santo Petrus, seraya meminta umat beriman untuk melihat Maria sebagai ibu semua orang dan pembawa harapan.
Dalam homili Misa 1 Januari 2014, Pesta Maria Bunda Allah, Paus Fransiskus mengatakan “tidak ada saat yang lebih berarti daripada awal tahun yang baru” untuk mendengar berkat Tuhan “Tuhan memberkati dan melindungi engkau … menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
Menurut Paus Fransiskus, “kata-kata kekuatan, keberanian dan harapan” ini “akan menemani perjalanan kita melalui tahun yang terbuka di hadapan kita.” Namun, Paus memperingatkan, ini bukan “harapan menyesatkan berdasarkan janji-janji manusia yang lemah, atau harapan naif karena masa depan pasti akan lebih baik” …. Namun berdasarkan berkat Tuhan, yang berisi “pesan terbesar yang pernah ada, yang Gereja bawa dalam diri kita masing-masing.”
Pesan harapan dalam berkat Tuhan itu, tegas Paus, “sepenuhnya terwujud dalam seorang perempuan, Maria, yang ditakdirkan menjadi Bunda Allah.”
“Bunda Allah adalah gelar yang pertama dan yang paling penting dari Bunda Kita,” kata Paus Fransiskus seraya mengenang Konsili Efesus yang “secara otoritatif mendefinisikan” keibuan ilahi Perawan Maria dan juga “tempat ziarah Maria pertama di Roma dan seluruh Barat” yang dibangun untuk memuliakan dia di Basilika Santa Maria Maggiore.
Paus juga mengingatkan bahwa Maria adalah Bunda kita juga, ”semenjak Yesus, yang sekarat di kayu Salib, memberi dia kepada kita sebagai Ibu kita dengan mengatakan ‘Lihatlah ibumu!’”
Melalui masa teramat sulit dan berat, “hati Maria yang bersedih diperbesar agar ada tempat bagi semua pria dan wanita, yang baik atau pun yang jahat,” kata Paus, dan Maria menyampaikan “kasih sayang keibuannya kepada setiap orang … sumber harapan dan sukacita sejati.”
Seraya mengajak umat beriman untuk mempercayakan kepadanya “perjalanan iman, keinginan hati, kebutuhan kita serta keperluan seluruh dunia, terutama orang-orang yang lapar dan haus akan keadilan dan perdamaian,” Paus Fransiskus mengatakan dengan “contoh kerendahan hati dan keterbukaan terhadap kehendak Allah, Maria membantu kita merubah iman kita agar mewartakan Injil dengan sukacita kepada semua orang.
Paus Fransiskus lalu berpaling kepada patung Bunda Kita yang terletak dekat altar yang tinggi serta tiga kali berdoa dengan suara keras: “Santa Maria Bunda Allah!”(Paul C Pati)***