Dalam wawancara di dalam pesawat saat kembali ke Vatikan, seorang wartawan Kolombia bertanya kepada Paus Fransiskus apa langkah konkret yang bisa dilakukan Kolombia untuk mengatasi perpecahan dan kebencian yang disebabkan oleh perang saudara selama beberapa dekade.
Paus Fransiskus menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa dia ingin agar orang-orang Kolombia mengambil moto “Mari ambil langkah kedua.” Tema perjalanan Paus ke Kolombia adalah – “Mari kita mengambil langkah pertama.”
“Dosa-dosa” yang terjadi selama bertahun-tahun konflik menyebabkan jiwa-jiwa menjadi sakit. Namun menurut Paus, rasa sakit itu tak patut dipersalahkan. Itu disebabkan oleh “dosa-dosa yang buruk.” Paus pun menegaskan keyakinannya bahwa “tetap ada langkah menuju perdamaian.”
Sejak 11 September 2017 Paus Fransiskus sudah tiba kembali di Vatikan setelah menjalankan kunjungan apostolik ke Kolombia sejak 6 September 2017. Pesawat kepausan telah mendarat di Bandara Ciampino, Roma, dan seperti biasa paus langsung menuju Basilika Santa Maria Maggiore Roma untuk bersyukur atas perjalanannya yang sukses di kota-kota Cartagena, Medellin, Villavicencio dan ibu kota Bogotà.
Menurut catatan Radio Vatikan, Paus Fransiskus datang ke Kolombia untuk membantu rakyatnya “Mengambil langkah pertama” saat negara itu berjalan menuju rekonsiliasi dan rekonstruksi. Dan sungguh menakjubkan menyaksikan kegembiraan yang sesungguhnya dari orang-orang yang menyambut Paus Fransiskus sebagai teman dan sebagai saudara, dengan tangan terbuka.
Namun kemiskinan luar biasa, eksklusi, degradasi dan kebutuhan ada dimana-mana, di Bogotá dan tempat lain di negara ini. Upaya yang dilakukan sebelum kunjungan paus untuk membersihkan dan memperindah pusat kota serta tempat yang akan dikunjungi Paus Fransiskus, tidak dapat menyembunyikan wajah sebenarnya dari masyarakat yang sangat terpecah, yang sudah banyak “disingkirkan.”
Setelah merayakan Misa Cartagena, Paus Fransiskus mengajak orang-orang Kolombia untuk melanjutkan perjalanannya setiap hari. Paus berterima kasih kepada banyak orang yang telah mempersiapkan kunjungannya, untuk kerja keras dan pengorbanan mereka, terutama mengucapkan terima kasih kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan para pejabat sipil.
“Hari-hari ini sangat intens dan indah. Saya bisa bertemu banyak orang dan mengalami banyak hal yang sangat menyentuh,” kata Paus, yang kemudian mengajak orang Kolombia untuk tidak puas dengan “mengambil langkah pertama.” Sebaliknya, kata Paus, “mari kita lanjutkan perjalanan kita setiap hari, terus menemui sesama dan mendorong kerukunan dan persaudaraan. Kita tidak bisa diam saja.”
Dan seruan Paus yang terakhir: “Kolombia, saudara dan saudari kalian membutuhkan kalian. Pergilah menemui mereka. Berikan mereka peluk perdamaian, bebas dari segala kekerasan. Jadilah “budak-budak perdamaian, selamanya.”
Luka di bagian mata sebelah kiri Paus Fransiskus terjadi saat Paus berkeliling dengan mobil kepausan untuk menyapa dan memberkati ribuan umat. Tiba-tiba dalam perjalanan itu, sopir menginjak rem mendadak dan kepala Paus terbentur tiang mobil itu sehingga tulang pipi di bawah mata kiri memar dan pelipis Paus mengeluarkan darah.(paul c pati berdasarkan Radio Vatikan)